Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan 75 persen produksi PT Lotte Chemical Indonesia nantinya akan diserap industri dalam negeri.
Dari konsumsi dalam negeri yang tinggi tersebut, fasilitas ini akan berdampak positif bagi keuangan negara karena mengurangi kebutuhan impor.
"Lotte bagus sekali, bagus. Investasinya Rp65 triliun dan itu merupakan fasilitas naphtha cracker terbesar di kawasan. Dan itu akan membantu penciptaan daya tahan industri kita, resiliensi termasuk substitusi impor," kata Agus usai konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis.
Sementara dari segi penyerapan tenaga kerja, Agus juga memastikan pabrik tersebut bakal menyerap mayoritas tenaga kerja lokal.
"Enggak ada (tenaga kerja asing), itu (tenaga kerja) dalam negeri. Kalau ada pimpinan-pimpinan (tenaga kerja asing) itu kan biasa, tapi sebagian besar dari pekerjanya itu adalah dari dalam negeri sendiri," ucapnya.
Adapun Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan operasional pabrik petrokimia terbesar se-Asia Tenggara tersebut, menandai tonggak penting bagi industri petrokimia nasional.
Proyek senilai 3,98 miliar dolar AS atau sekitar Rp60 triliun itu merupakan pabrik kelima Lotte secara global dan fasilitas petrokimia modern terbesar di Indonesia.
Chairman LOTTE Group Shin Dong-bin menyebut proyek ini sebagai simbol kepercayaan jangka panjang Korea Selatan terhadap potensi ekonomi Indonesia.
"Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya," ujar dia dalam keterangannya di Cilegon, Kamis.
Kompleks petrokimia seluas 110 hektare tersebut memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar tiga juta ton per tahun dan menghasilkan satu juta ton etilena, 520 ribu ton propilena, 350 ribu ton polipropilena, 140 ribu ton butadiena, serta 400 ribu ton BTX (benzena, toluena, xilena).
Fasilitas ini juga terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450 ribu ton yang telah beroperasi sebelumnya.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































