Denpasar (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan termasuk Bali International Hospital (BIH) di Sanur, Denpasar, berpeluang menarik devisa yang sebelumnya beredar di luar negeri.
“Dua juta masyarakat Indonesia berobat keluar negeri. Ini kurang lebih menghabiskan hampir Rp150 triliun per tahun,” kata Erick Thohir di sela peresmian KEK Kesehatan dan BIH di Sanur, Denpasar, Bali, Rabu.
Menteri BUMN dalam sambutannya menuturkan Indonesia merupakan negara dan bangsa yang besar dan maju sehingga layak untuk berdiri di kaki sendiri atau berdikari, termasuk di bidang kesehatan.
“Tentu kemandirian kesehatan menjadi salah satu tantangan ke depan,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut dia, rata-rata usia penduduk Indonesia saat ini berusia 30,4 tahun sehingga tergolong muda dan produktif.
Baca juga: Presiden Prabowo puji KEK Sanur sebagai terobosan, pertama di RI
Namun seiring pertambahan usia, maka tantangannya adalah beban negara yang semakin berat untuk menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Belum lagi potensi devisa yang hilang tersebut karena banyaknya wisatawan medis Indonesia berobat keluar negeri.
Untuk itu, Kementerian BUMN menginisiasi pengembangan KEK Kesehatan termasuk di dalamnya menggabungkan pariwisata dan rumah sakit bertaraf internasional.
Di sisi lain, Erick juga menjelaskan bahwa terwujudnya kawasan tersebut atas sinergi antarkementerian dan lembaga di antaranya dari sisi perizinan termasuk izin dokter termasuk dokter asing dan peralatan di BIH.
Ia mengharapkan sinergi dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani terkait investasi berkelanjutan di KEK Kesehatan Sanur.
Baca juga: Presiden Prabowo resmikan KEK Kesehatan Sanur dan BIH di Bali
“Dengan kehadiran Danantara, beliau (Rosan Perkasa Roeslani) akan fokus secara operasional dan investasi berkelanjutan dengan KEK yang telah dibangun ini dan kami dari Kementerian BUMN akan terus menjalankan pengawasan dan penugasan,” ucapnya.
Rencananya, Kementerian BUMN juga akan membangun konsep serupa di sejumlah daerah di tanah air agar industri kesehatan Indonesia memiliki daya saing di mancanegara.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto meresmikan KEK Kesehatan Sanur dan BIH, Rabu sore.
Turut mendampingi Presiden RI di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, kemudian Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sebagai gambaran, BIH memiliki sejumlah layanan di antaranya layanan onkologi (perawatan kanker), kardiologi (kesehatan jantung), layanan gawat darurat, klinik terpadu, radiologi dan radioterapi, serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh (MCU).
BIH merupakan bagian dari Holding Rumah Sakit BUMN Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang memiliki luas 67.000 meter persegi, dengan kapasitas 255 tempat tidur, delapan ruang operasi, 38 ruang ICU, dan empat laboratorium sebagai tujuan wisata medis dan rujukan, melayani pasien dari dalam maupun luar negeri.
Rumah sakit itu berada di KEK Sanur seluas 41,26 hektare yang di dalamnya ada hotel bintang lima hingga gedung konvensi.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.