Mensos tersentuh perjuangan ibu tunanetra di Sekolah Rakyat Banyuwangi

1 hour ago 1
...Memang banyak kisah-kisah haru di Sekolah Rakyat yang seperti ini. Mudah-mudahan keharuan ini menjadi penyemangat kita untuk maju bersama

Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf merasa tersentuh dengan perjuangan ibu tunanetra yang merupakan salah satu orang tua murid dari Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 46 di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Di hadapan Bupati Banyuwangi dan orang tua siswa, Mensos memperkenalkan Nur Wahidah seorang tunanetra dan ibu dari Mohammad Rehan Meizi (12) siswa Sekolah Rakyat.

“Memang banyak kisah-kisah haru di Sekolah Rakyat yang seperti ini. Mudah-mudahan keharuan ini menjadi penyemangat kita untuk maju bersama,” kata Mensos Saifullah dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Jumat.

Nur adalah ibu empat anak yang tinggal di rumah sederhana berukuran 44 meter persegi di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.

Ia mengalami kebutaan akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan mantan suaminya. Mereka berpisah sejak Rehan berusia satu bulan.

Sejak berpisah, Nur harus menanggung seluruh kebutuhan anak-anaknya seorang diri.

Baca juga: Merantau untuk Sekolah Rakyat, Dzaki bertekad bantu ekonomi keluarga

“Jadi saya menghidupi anak sekolah dan memberikan segalanya, ya saya sendiri. Karena mantan suami tidak memberi (nafkah) sama sekali, termasuk biaya sekolah, makan, uang saku sekolah tidak sama sekali diberi,” ujar Nur.

Untuk menghidupi keluarga, Nur bekerja sebagai tukang pijat dengan penghasilan sekitar Rp600 ribu per bulan.

Nur mengaku bersyukur dengan adanya program pendidikan gratis yang digagas Presiden Prabowo melalui Sekolah Rakyat.

Ia berharap adanya Sekolah Rakyat dapat mendukung masa depan Raihan.

Baca juga: Mensos ingatkan bahaya perundungan-intoleransi di Sekolah Rakyat

“Saya berterima kasih kepada Bapak Prabowo, karena dengan adanya Sekolah Rakyat ini, saya bisa memasukkan anak saya, biar lebih maju ke depannya,” kata Nur.

Rehan sendiri memiliki minat besar pada bidang olahraga dan pernah meraih juara II se-kecamatan pada kejuaraan tolak peluru.

Mensos Saifullah pun menambahkan kisah Nur Wahidah hanyalah satu dari banyak kisah haru di Sekolah Rakyat.

Hal ini merupakan wujud perhatian pemerintah kepada anak keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan berkualitas demi masa depan.

Baca juga: Lana, anak yatim putus sekolah kini temukan harapan di Sekolah Rakyat

Menurut Mensos, Sekolah Rakyat saat ini telah beroperasi di 100 titik seluruh Indonesia dan akan bertambah menjadi 165 titik pada akhir September.

Adapun SRT 46 Banyuwangi, lanjutnya, telah beroperasi pada 30 September 2025 dan menampung 50 siswa SD dan 23 siswa SMA, dengan dukungan 19 guru dan 35 tenaga pendidik.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |