Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf optimistis pembangunan gedung dan fasilitas penunjang Sekolah Rakyat yang ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pertanyaan tersebut diungkapkan Mensos Saifullah Yusuf guna menjawab pertanyaan pewarta dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, yang menyoal penilaian dari organisasi Transparansi Tender Indonesia (TTI) yang menyebut proyek pembangunan Sekolah Rakyat hanya dikuasai satu pihak tertentu.
“Kalau untuk pembangunan Sekolah Rakyat dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Jadi PU yang menyelenggarakan proses itu,” kata Mensos Saifullah Yusuf menjawab pertanyaan itu.
Mensosa menjelaskan hal yang menjadi bagian Kementerian Sosial (Kemensos) berada pada pelaksanaan teknis dan penyediaan kebutuhan non-fisik, termasuk tenaga pendidik, kurikulum inklusif, serta perlengkapan belajar bagi siswa dan guru di lingkungan sekolah tersebut bersama dengan kementerian/lembaga teknis terkait.
Baca juga: Menteri PU sebut Sekolah Rakyat tahap 1C sudah rampung secara fisik
Kementerian Sosial akan terus berkoordinasi dengan Kementerian PU untuk memastikan pembangunan fisik Sekolah Rakyat dilaksanakan sesuai standar dan target waktu yang ditetapkan.
"Saya percaya Kementerian PU bisa bekerja dengan baik," kata Mensos Saifullah Yusuf.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dengan tingkat kesejahteraan terendah (Desil 1–4) dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program tersebut dirancang sebagai model pengentasan kemiskinan terpadu karena memadukan berbagai program unggulan pemerintah, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan PBI-JK, Koperasi Desa Merah Putih, serta Program 3 Juta Rumah bagi keluarga siswa penerima manfaat.
Baca juga: Pembangunan gedung Sekolah Rakyat Berasrama nasional sudah 80 persen
Berdasarkan data Kemensos, ada sebanyak 166 titik Sekolah Rakyat rintisan yang dibangun pada tahun 2025 dengan kapasitas hampir 16 ribu siswa, didukung oleh 2.400 guru dan lebih dari 4.000 tenaga kependidikan di jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat.
Kemensos menargetkan seluruh Sekolah Rakyat dilengkapi dengan fasilitas teknologi pembelajaran modern, termasuk papan interaktif digital (IFP), laptop dengan akses jaringan internet, serta seragam khusus bagi siswa, guru, dan wali asrama sebelum akhir tahun 2025.
Adapun untuk tahap awal ini 166 Sekolah Rakyat rintisan yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut masih memanfaatkan fasilitas milik Kemensos, Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), dan fasilitas pemerintah daerah.
Sebagaimana peta jalan yang dimiliki Kemensos diketahui pemerintah melalui Kementerian PU bakal membangun gedung Sekolah Rakyat permanen di setiap daerah setelah proses penyediaan lahan yang disiapkan pemerintah daerah masing-masing selesai.
Baca juga: Kemensos: 100 Sekolah Rakyat permanen mulai dibangun September
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































