Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan negosiasi rencana investasi Apple di Indonesia harus dilakukan secara langsung dengan kantor pusat Apple, dan digelar di Tanah Air.
"Saya ingin diskusi dan negosiasi itu langsung kami lakukan dengan pihak Apple dari kantor pusatnya untuk datang ke Indonesia dan diskusinya atau negosiasinya harus secara fisik," kata Menperin Agus ditemui di Jakarta, Jumat.
Disampaikan Menperin, hal tersebut bertujuan agar masing-masing pihak bisa lebih memahami satu sama lain.
"Kita bisa melihat gesture mereka, mereka juga bisa melihat gesture kita," katanya.
Adapun dikatakan dia, terkait informasi yang menyatakan bahwa pemerintah telah menyepakati proposal rencana investasi sebesar 1 miliar dolar AS dari Apple, Kemenperin menyatakan sama sekali belum menerima proposal tersebut.
Ia mengatakan pihaknya juga belum menerima jawaban undangan untuk melakukan negosiasi di Tanah Air.
"Jangankan untuk proposal resmi, jawaban untuk menghadiri rapat, menghadiri undangan rapat yang kami sudah kirim itu juga belum ada kabar," kata Menperin.
Menperin mengatakan, pemerintah Indonesia tetap konsisten membuka kesempatan yang setara bagi seluruh produsen handphone,komputer genggam, dan tablet (HKT) agar bisa memasarkan produknya di Indonesia yakni dengan melakukan investasi dengan skema manufaktur, pembuatan aplikasi, atau dengan skema inovasi.
"Termasuk kalau Apple memutuskan untuk melanjutkan skema yang ketiga, skema inovasi termasuk kalau Apple memutuskan untuk tidak membangun pabrik fasilitas produksi di Indonesia kita bisa tetap menggunakan skema ketiga walaupun yang saya selalu sampaikan bahwa pemerintah ingin Apple untuk memprioritaskan membangun fasilitas produksi di Indonesia," kata dia.
Baca juga: Menperin inginkan investasi Apple lewat skema bangun pabrik
Baca juga: Menperin sebut proposal Apple belum memenuhi empat aspek berkeadilan
Baca juga: Kemenperin harap nilai investasi yang dikucurkan lebih besar
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024