Menkomdigi dan Menteri AI UAE bertemu bahas masa depan sektor digital

1 week ago 14

Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dan Menteri Kecerdasan Artifisial, Ekonomi Digital, dan Aplikasi Kerja Jarak Jauh Uni Emirat Arab Omar Sultan Al Olama membahas masa depan sektor digital yang bisa dikolaborasikan antar dua negara.

Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela forum teknologi tingkat global bertajuk "Machines Can See 2025" yang diselenggarakan di Dubai, UAE baru-baru ini.

“Kita sedang menyusun masa depan digital bersama. Indonesia terbuka terhadap kolaborasi lintas negara untuk penguatan talenta dan etika teknologi,” kata Menkomdigi Meutya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Indonesia suarakan AI masa depan semua bangsa di forum MCS 2025

Kedua menteri membahas peluang kolaborasi konkret dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam AI Prompting—kemampuan kunci yang diperlukan untuk mengarahkan dan memaksimalkan keluaran teknologi kecerdasan artifisial.

Meutya menekankan pentingnya membekali masyarakat dengan keterampilan masa depan agar Indonesia dapat menjadi pemain aktif dan inklusif dalam ekosistem digital global.

“Langkah kecil ini bisa berdampak global,” ujar Meutya.

Meutya juga menjadi pembicara dalam sesi panel “Wanted: AI to Retain and Attract Talents to the Country”, bagian dari forum "Machines Can See 2025".

Melalui pidatonya, Meutya menyampaikan pesan tegas bahwa masa depan kecerdasan buatan bukanlah hak eksklusif milik segelintir negara, melainkan warisan bersama umat manusia secara global.

“Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang,” ujar dia di hadapan para pemimpin teknologi global.

Agar Indonesia dapat berkontribusi dalam warisan dunia tersebut, Meutya menyebutkan pembangunan sumber daya manusia menjadi pilar utama yang disiapkan Pemerintah sebagai bagian transformasi digital negara.

“Kami tengah menyiapkan pelatihan untuk sembilan juta talenta digital demi memperkuat daya saing bangsa di era ekonomi digital,” dia menjelaskan.

Forum "Machines Can See 2025" menjadi ajang pertemuan para pembuat kebijakan, ilmuwan, dan pemimpin industri teknologi untuk membahas arah pengembangan AI secara global.

Forum itu juga menjadi platform penting bagi Indonesia untuk memperkuat diplomasi digital dan memperluas jejaring kerja sama internasional.

Baca juga: Wamenkomdigi ungkap dua aspek Indonesia tumbuhkan inovator AI

Baca juga: Wamenaker: Perempuan harus ambil peran strategis hadapi disrupsi AI

Baca juga: Google sebut tinjauan AI miliknya jangkau 1,5 miliar orang per bulan

Baca juga: Meta gunakan AI untuk deteksi pemalsuan umur pengguna di Instagram

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |