Menilik perjalanan transisi rendah karbon perusahaan baja di Tianjin

12 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Luas kompleks industri Tiangang, sebuah manufaktur baja di China, berukuran hampir 600 kali lapangan sepak bola.

Truk-truk yang beroperasi di kompleks itu menggunakan bahan bakar hidrogen, sedangkan untuk penghangat ruangan, bangunan-bangunan di fasilitas tersebut menggunakan residu panas dari pembilasan terak (slag flushing). Bahkan, setiap lampu di tempat itu tergolong efisien dalam penggunaan energinya.

Semua itu hanya beberapa contoh dari cara produsen baja tersebut menekan emisi karbonnya.

Sektor besi dan baja merupakan penghasil emisi karbon terbesar dalam industri manufaktur China.

Rata-rata emisi karbon tahunannya mencapai 1,8 miliar ton dan menyumbang sekitar 15 persen dari total emisi karbon di negara tersebut.

Sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang paling menantang dalam pencapaian netralitas karbon.

Kendati menghadapi banyak rintangan, Tianjin Iron & Steel Group Co., Ltd., yang juga dikenal sebagai Tiangang dan berlokasi di Kota Tianjin, China utara, dengan berani menempuh jalur pembangunan hijau dan berhasil menekan emisi karbonnya secara signifikan.

Selama proses pembuatan baja, gas tanur sembur (blast furnace) dihasilkan dalam jumlah besar.

Gas itu kini dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik yang digunakan dalam pengoperasian pabrik, berkat pemasangan fasilitas pembangkit listrik berkapasitas 100 megawatt belum lama ini.

Fasilitas berlantai dua tersebut beroperasi 24 jam sehari untuk menyerap residu gas dan mengonversinya menjadi listrik.

"Dulu, residu gas tidak memiliki daya guna dan terbuang sia-sia. Dengan adanya fasilitas baru ini, kami dapat memenuhi sekitar sepertiga dari total kebutuhan listrik pabrik via listrik yang dikonversi dari gas tersebut," urai Yang Wei, carbon trader di Tiangang.

Menurut perhitungan Yang, instalasi itu saja dapat menghemat energi yang setara dengan 226.900 ton batu bara standar per tahun, menghasilkan pengurangan emisi karbon sebesar 657.900 ton setiap tahunnya.

Selain itu, panel-panel fotovoltaik telah dipasang di bagian atap kompleks Tiangang untuk menghasilkan energi tambahan.

Total kapasitas terpasang, saat semua panel fotovoltaik yang direncanakan telah dipasang, diproyeksikan akan melampaui 50 megawatt, cukup untuk menghasilkan 52 juta kWh listrik hijau per tahun.

Hal itu akan secara signifikan meningkatkan proporsi listrik hijau dalam bauran konsumsi energi Tiangang.

Efisiensi energi di kompleks tersebut juga digenjot lewat pemutakhiran mesin. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak fasilitas boros energi yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun diganti dengan perangkat rendah karbon dan ramah lingkungan, ungkap He Qiang, eksekutif yang bertanggung jawab atas bidang energi di Tiangang.

Upaya Tiangang dalam pengurangan emisi sejalan dengan komitmen China terhadap transisi rendah karbon.

Negara itu menargetkan untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mewujudkan netralitas karbon sebelum 2060.

Untuk memajukan realisasi target-target tersebut, otoritas di China berencana untuk menyertakan industri baja di pasar karbon nasional.

Setelah diintegrasikan ke dalam pasar karbon nasional, perusahaan-perusahaan baja akan harus melaporkan emisi mereka secara akurat dan membeli kuota tambahan jika emisi mereka melebihi porsi yang dialokasikan.

Meski belum ambil bagian dalam pasar nasional itu, Tiangang telah menjadi pelaku pasar perdagangan karbon lokal di Tianjin selama beberapa tahun.

Pada 2023, Tiangang untuk pertama kalinya mencatatkan surplus dalam hal jatah emisi karbon.

Perlu dicatat juga bahwa pabrik-pabrik baja di China tidak lagi hanya menjadi sumber polusi. Seluruh bagian kompleks perusahaan induk Tiangang, yakni New Tianjin Steel Group, telah diubah menjadi area objek wisata, yang menarik banyak anak sekolah melakukan karyawisata ke sana dan memungkinkan mereka mempelajari "proses penempaan baja."

Padang rumput yang tumbuh subur di kompleks itu diselingi oleh pahatan-pahatan besi dan baja. Beberapa di antara pahatan-pahatan tersebut dibuat oleh seniman, sedangkan pahatan lainnya diciptakan oleh pekerja pabrik baja.

Sementara itu, hewan-hewan seperti burung beo, kelinci, dan angsa putih dipelihara di taman yang berlokasi dekat saluran cerobong asap pabrik penyinteran.

Para siswa yang mengunjungi kompleks itu dapat belajar mengenai produk baja mutakhir dan proses pembuatan baja yang canggih di perusahaan tersebut.

Mereka juga diberi kesempatan langsung untuk membuat kerajinan baja mereka sendiri, sehingga membuat kompleks ini juga berfungsi sebagai destinasi pendidikan informal.

Pewarta: Xinhua
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |