Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya

2 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki beragam kearifan lokal yang tersebar di berbagai daerah, masing-masing dengan ciri khas tersendiri dalam melestarikan budayanya.

Salah satu suku yang cukup dikenal adalah Suku Baduy, yang bermukim di kawasan Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Masyarakat Suku Baduy dikenal dengan kedekatan mereka terhadap alam. Mereka sangat menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam semesta yang telah memberi kehidupan. Bagi mereka, alam adalah titipan dari Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan dirawat.

Prinsip hidup yang mereka pegang erat terangkum dalam sebuah filosofi yang berbunyi: “Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, yang pendek tidak boleh disambung, dan yang panjang tidak boleh dipotong.”

Ungkapan ini mencerminkan bagaimana mereka menjaga keseimbangan alam dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur. Sebagai masyarakat adat yang hidup selaras dengan alam, mereka memiliki aturan yang mengatur kehidupan sosial dan budaya.

Keunikan tradisi mereka menarik minat wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Baduy. Sebelum berkunjung, ada baiknya memahami lebih dulu mengenai Suku Badut, kebiasaan dan adat istiadat mereka agar dapat berwisata dengan penuh penghormatan terhadap budaya setempat.

Baca juga: UI luncurkan program edukasi kesehatan kulit di Baduy

Mengenal Suku Baduy

Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kedua kelompok ini memiliki keterikatan erat dengan alam, menjadikannya sebagai sumber penghidupan utama. Kehidupan mereka sangat sederhana dan penuh dengan nilai-nilai adat.

Dalam upaya mempertahankan tradisi, masyarakat Baduy menolak pendidikan formal karena dianggap bertentangan dengan adat yang mereka junjung tinggi. Selain itu, mereka juga tidak memiliki budaya tulis.

Sebagai gantinya, anak-anak Baduy diajarkan ilmu dasar kepercayaan, hukum adat, serta cara berhitung melalui metode pengajaran lisan yang disebut papagahan atau saling mengajari.

Bahasa yang digunakan oleh Suku Baduy adalah bahasa Sunda dengan dialek khas Baduy. Sementara itu, dalam hal kepercayaan, mayoritas masyarakat Baduy menganut Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan lokal yang mengakui keberadaan Tuhan, malaikat, dan para nabi.

Baca juga: Kecapi Buhun hingga Carita Pantun Baduy jadi Warisan Budaya Tak Benda

Perbedaan Baduy luar dan Baduy dalam

Meski memiliki banyak kesamaan, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara Baduy luar dan Baduy dalam, di antaranya:

Baduy luar

• Bertempat tinggal di wilayah Kanekes, seperti Cikadu, Kaduketuk, Cisagu, dan Gajeboh.
• Berpakaian dengan dominasi warna hitam, biru dongker, atau batik.
• Lebih terbuka terhadap dunia luar dan sering berinteraksi dengan masyarakat luar suku.
• Mulai terpengaruh budaya modern, termasuk penggunaan teknologi seperti ponsel dan barang elektronik.
• Ekonomi lebih berkembang, terutama dalam menjual hasil kerajinan tangan, produk pertanian, madu, dan berbagai produk lainnya.

Baduy dalam

• Bermukim di daerah seperti Cikeusik, Cibeo, dan Cikertawana.
• Berpakaian dominan putih (baju) dan hitam (ikat kepala).
• Teguh menjaga adat istiadat dan mempertahankan kepercayaan leluhur secara turun-temurun.
• Melarang masuknya teknologi modern secara ketat.
• Tidak menggunakan listrik dan tetap menjalankan aktivitas dengan cara tradisional.
• Melaksanakan berbagai ritual adat yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Suku Baduy adalah contoh nyata masyarakat yang tetap teguh menjaga warisan leluhur meskipun dunia terus berkembang. Kearifan lokal mereka menjadi bukti bahwa keseimbangan antara manusia dan alam dapat tetap terjaga jika dijalani dengan penuh kesadaran dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya.

Baca juga: Dharma pertanyakan kebijakan Rano Karno terhadap masyarakat Baduy

Baca juga: Peneliti ungkap peluang untuk ciptakan ulang pengetahuan tradisional

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |