Jakarta (ANTARA) - Komunikasi adalah proses interaksi dan pertukaran ide antar individu. Dalam aktivitas komunikasi, manusia saling mengirim dan menerima pesan. Secara umum, komunikasi terbagi menjadi dua bentuk utama, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan menghindari kesalahpahaman.
Baca juga: LPSK komunikasi dengan keluarga korban penembakan di Tol Jakarta-Merak
Apa itu komunikasi verbal?
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk menyampaikan pesan secara jelas, langsung, dan tegas. Dalam praktiknya, komunikasi verbal sangat bergantung pada kemampuan berbicara dan menulis seseorang serta cara pesan tersebut dikemas.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi verbal:
- Formal vs nonformal: Komunikasi verbal secara lisan cenderung bersifat nonformal seperti dalam percakapan sehari-hari. Sementara itu, komunikasi tulisan umumnya bersifat lebih formal, seperti dalam laporan atau surat resmi.
- Langsung vs tidak langsung: Komunikasi lisan biasanya dilakukan secara langsung (tatap muka), sedangkan tulisan bersifat tidak langsung dan bisa dibaca kapan saja.
- Terdokumentasi vs tidak terdokumentasi: Tulisan lebih mudah terdokumentasi dibandingkan komunikasi lisan yang cenderung tidak terekam.
Efektivitas komunikasi verbal ditentukan oleh beberapa faktor, seperti intonasi suara, pilihan kata, kejelasan pengucapan, serta kemampuan menyusun kalimat sesuai konteks. Seseorang juga dapat menyesuaikan pesan secara langsung bila merasakan respons penerima tidak sesuai harapan.
Contoh komunikasi verbal antara lain berbicara secara langsung, melakukan presentasi, menulis surat atau pesan teks, serta membuat pesan suara.
Baca juga: Mendukbangga ingatkan komunikasi penting untuk cegah konflik keluarga
Apa Itu komunikasi nonverbal?
Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Dalam jenis komunikasi ini, pesan disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, nada suara, atau elemen visual lainnya. Komunikasi nonverbal sering digunakan untuk memperkuat, melengkapi, atau bahkan menggantikan pesan verbal.
Terdapat beberapa aspek utama dalam komunikasi nonverbal:
- Intonasi suara: Volume, nada, dan tempo bicara dapat menunjukkan emosi seseorang, seperti marah, senang, atau ragu-ragu.
- Bahasa tubuh: Postur tubuh, posisi tangan, dan arah tubuh dapat memberikan kesan apakah seseorang terbuka, tertutup, percaya diri, atau tidak nyaman.
- Kontak mata: Tatapan mata dapat menunjukkan perhatian, ketertarikan, atau bahkan dominasi dalam komunikasi.
Jenis komunikasi nonverbal yang sering ditemui antara lain:
- Ekspresi wajah: Seperti tersenyum, mengerutkan dahi, atau melirik.
- Gestur: Gerakan tubuh seperti mengangguk, memberi jempol, atau melambaikan tangan.
- Sentuhan: Contohnya adalah berjabat tangan atau berpelukan.
- Penampilan: Cara berpakaian juga dapat mengirimkan pesan, misalnya berpakaian rapi saat menghadiri acara resmi.
Komunikasi nonverbal berperan penting dalam memberikan makna tambahan terhadap komunikasi verbal. Ia membantu menyampaikan emosi, niat, serta sikap seseorang, dan sering kali lebih jujur daripada kata-kata.
Contoh komunikasi nonverbal antara lain mengangguk sebagai tanda setuju, tersenyum sebagai bentuk keramahan, atau intonasi tinggi saat marah.
Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki peran yang sama penting dalam proses penyampaian pesan. Komunikasi verbal mengandalkan penggunaan kata-kata, sementara komunikasi nonverbal memanfaatkan gestur, ekspresi, dan elemen nonkata lainnya. Memahami keduanya serta mampu menggunakannya secara tepat dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Baca juga: Penggunaan gawai perlu dikomunikasikan dengan anak guna cegah judol
Baca juga: Psikolog: Komunikasi kunci bangun hubungan positif orang tua dan anak
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025