Jakarta (ANTARA) - Mata yang berkedut umumnya disebabkan oleh kontraksi otot di sekitar area mata yang terjadi secara berulang dan di luar kendali. Fenomena ini kerap dikaitkan dengan berbagai mitos, seperti pertanda akan dibicarakan orang, mengalami kejadian buruk, atau justru mendapat kabar baik seperti jodoh atau rezeki.
Namun secara medis, kedutan pada mata baik sebelah kiri maupun kanan merupakan kondisi yang dikenal sebagai blefarospasme. Gangguan ini terjadi akibat gerakan tak sadar pada otot kelopak mata dan bisa berlangsung selama beberapa detik, menit, bahkan berulang kali dalam sehari. Kondisi ini bisa cukup mengganggu kenyamanan dan aktivitas harian jika dibiarkan.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kedutan mata dan apa saja jenisnya? Berikut penjelasannya berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Baca juga: Hindari 8 kebiasaan sepele yang bisa rusak kesehatan mata
Apa itu mata kedutan?
Dalam dunia medis, mata kedutan dikenal dengan istilah tic palpebra. Kondisi ini terjadi akibat gerakan berulang pada kelopak mata bagian atas yang berlangsung dalam waktu singkat.
Kedutan ini umumnya dipicu oleh ketegangan pada saraf kelopak mata. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, baik pada mata kanan maupun kiri, kedutan bisa terjadi hingga 15–20 kali dalam satu menit.
Frekuensi yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas harian, serta membuat sebagian orang merasa khawatir. Biasanya, kedutan hanya muncul pada salah satu sisi mata saja.
Jenis - jenis mata kedutan
1. Blefarospasme esensial jinak
Kondisi kedutan mata yang terjadi tanpa kontrol dan mempengaruhi kedua mata, biasanya muncul pada usia 50 hingga 70 tahun. Mata akan sering berkedut tanpa henti, dan kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
Jika tidak segera ditangani, blefarospasme esensial jinak dapat menyebabkan penglihatan kabur dan semakin parah seiring berjalan-nya waktu, bahkan bisa meluas hingga ke bagian wajah.
Baca juga: Ini penyebab mata lelah? Kenali ciri-ciri dan cara menyegarkannya
2. Kedutan minor
Kedutan mata minor biasanya terjadi akibat iritasi pada kornea atau konjungtiva, yaitu selaput yang melapisi mata. Meskipun kedutan ini terjadi secara sering pada kelopak mata, kondisi ini cenderung berhenti dengan sendirinya tanpa menimbulkan bahaya.
3. Hemifacial spasm
Kondisi ini lebih jarang terjadi, namun dapat berbahaya. Hemifacial spasm menyebabkan otot di sekitar kelopak mata dan mulut bergerak berulang kali, menekan saraf wajah.
Kedutan hanya terjadi pada satu sisi wajah dan dapat berisiko menekan pembuluh darah serta saraf yang ada di area tersebut, yang dapat menyebabkan gangguan yang lebih serius.
Baca juga: Tips rawat mata sejak dini agar penglihatan sehat
Baca juga: Jenis-jenis pemeriksaan mata untuk cegah risiko penyakit serius
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025