Beijing (ANTARA) - Provinsi Hubei, China, yang terkenal dengan wisata ekologi dan budayanya, sudah menjalin hubungan ekonomi dengan Indonesia di bidang farmasi, kata Li Jie, anggota NPC sekaligus ketua dewan Humanwell Healthcare Group, salah satu perusahaan farmasi utama di Hubei.
Menurut anggota Kongres Rakyat Nasional China (NPC) yang tengah mengikuti sidang parlemen "Dua Sesi" di Beijing pada 4-11 Maret 2025 ini, hubungan ekonomi dengan Indonesia tersebut sudah lama terjalin melalui ekspor obat-obatan tradisional dari Uighur.
"Kami sudah lama mengekspor obat-obatan ke negara-negara berpenduduk Muslim seperti Indonesia dan Pakistan. Produk farmasi kami diterima dengan baik karena cukup efektif," kata Jie.
Sementara itu, dalam keterangannya pada acara "Hubei Open Day", Kamis (6/3), Wali Kota Prefektur Otonom Enshi Tujia dan Miao Xia Xifan, yang juga menghadiri sidang parlemen "Dua Sesi" di Beijing itu, menyinggung keinginan pihaknya untuk dapat lebih mempromosikan wisata ekologi dan budaya termasuk menggaet lebih banyak wisatawan asing pada 2025.
"Prefektur Otonom Enshi Tujia dan Miao didiami etnis Tujia dan Miao dan kami juga punya keunggulan ekologi karena memiliki dua taman geologi berkelas dunia sehingga menjadi pendorong utama untuk pengembangan pariwisata di Hubei," katanya.
Menurut Xia, wilayah itu menjadi satu-satunya prefektur otonom di Hubei yang memiliki banyak wisata alam seperti "Enshi Grand Canyon" yaitu ngarai yang mirip dengan Grand Canyon di Amerika dengan tebing tinggi, gua kapur maupun jalur pendakian yang indah.
Ada juga gua Tenglong yang merupakan gua karst terbesar di China, dengan luas lebih dari 69 kilometer persegi dan memiliki sungai bawah tanah dan air terjun dalam gua.
Selanjutnya ada Qingjiang yang cocok untuk dijelajahi dengan perahu layar. Kemudian ada pegunungan Wushan yang memiliki lanskap batu kapur yang unik dan sering diselimuti kabut serta "Xianfeng Stone Forest" yaitu formasi batuan alami yang berbentuk seperti hutan batu raksasa.
"Konsep yang ditawarkan adalah wisata musim panas didukung olahraga luar ruangan dan pengalaman budaya, sehingga dapat menarik lebih dari satu juta wisatawan setiap musim panas karena suhu udara di Enshi masih sejuk meski di musim panas," ungkap Xia.
Selain musim panas, pada musim dingin, Xia juga menyebut ada resor ski untuk mereka yang gemar dengan olahraga musim dingin dan ekstrem.
Sementara untuk wisata budaya, ada Situs Kota Tusi Tangya serta lagu rakyat khas "Long Chuan Diao" yang berarti "Dragon Boat Tune" serta wisata malam bertema warisan budaya di Kabupaten Xuan’en dengan mengombinasikan permainan cahaya pada malam hari.
Ia menambahkan bahwa provinsi Hubei juga telah membuka jalur penerbangan internasional di bandara sehingga memberikan kemudahan akses bagi wisatawan asing dan mancanegara yang ingin berkunjung ke Enshi.
"Jumlah wisatawan telah meningkat 30 persen dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi, hal ini menunjukkan minat tinggi untuk wisata di wilayah kami karena Enshi menawarkan berbagai produk wisata unik yang sangat diminati wisatawan," kata Xia.
Provinsi Hubei sendiri berada di China bagian tengah, dengan penduduk sekitar 58 juta jiwa dan dialiri oleh Sungai Yangtze, jalur perhubungan air penting.
Perekonomian Hubei ditopang oleh industri manufaktur, otomotif, farmasi misalnya perusahaan Humanwell Pharmaceutical dan teknologi tinggi.
Baca juga: Pariwisata musim dingin tingkatkan "ekonomi es dan salju" di Hubei
Baca juga: UNU teken kerja sama dengan perusahaan China, tingkatkan pendidikan
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025