Jakarta (ANTARA) - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya membahas tantangan pegiat ekraf dalam menghadapi teknologi Artificial intelligence (AI) dalam rapat anggaran kementerian bersama anggota Komisi VII DPR RI.
Riefky mengatakan, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk membantu pegiat ekraf terutama di daerah dalam menghadapi teknologi AI dengan program yang bisa memberikan nilai tambah bagi pelaku ekraf.
“Kami sendiri sebetulnya sudah menyiapkan sebuah direktorat untuk bagaimana kita mengolaborasikan,” kata Riefky di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa AI itu tidak bisa dibendung tetapi bagaimana dikolaborasikan dengan para pegiat ekraf sehingga bisa menjadi nilai tambah
Riefky mengatakan dengan hadirnya Kementerian Ekonomi Kreatif bisa mengembangkan ekonomi kreatif di daerah yang saat ini menjadi sumber pendapatan negara, namun mempunyai tantangan yang cukup besar terutama dari persaingan produk asing dan kemampuan teknologi.
Kemenekraf melalui Direktorat Teknologi Digital Baru akan berusaha memfasilitasi pegiat ekraf dalam menghadapi tantangan baru di era teknologi digital.
Baca juga: Kemenekraf usul pagu anggaran dinaikkan jadi Rp2,3 triliun pada 2026
Ia mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi cara strategis yang dilakukan Kemenekraf untuk mengembangkan dinas ekonomi kreatif yang nantinya akan menjadi “rumah” bagi para pegiat ekraf mendapatkan dana pengembangan dari pusat.
Kemenekraf juga ingin mengedepankan pelatihan untuk menghadapi AI, namun harus dikoordinasikan dengan sektor kementerian lainnya yang berkaitan terkait regulasi dan kebijakan seperti Kementerian Komunikasi dan Digital.
“Soalnya kalau pelatihan AI ini kita lakukan, pasti juga berkolaborasi dengan pelatihan dari luar. Apakah menguntungkan merek pelatihan atau merek platform AI tertentu, Ataukah kita harus imbang, misalnya satu dari negara A, tentu kita dari negara B juga harus menerima pelatihan itu,” katanya.
Riefky juga mengatakan melalui direktorat yang ada di Kemenekraf, diharapkan pegiat ekraf mendapatkan fasilitas dana dari pusat berupa dana hibah, pinjaman KUR, membantu melakukan business matching, investasi dan terkait dengan pendampingan kekayaan intelektual.
Ia juga mengatakan dengan anggaran yang dimiliki kementerian saat ini akan mendorong pendekatan hexahelix dengan berkolaborasi berbagai pihak termasuk mendorong membentuk dinas ekraf daerah.
Ia berharap adanya penambahan anggaran menjadi Rp2,3 triliun dari Rp Rp428,47 miliar yang diusulkan pada rapat Komisi VII DPR RI kali ini bisa mencakup pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif utamanya dalam menghadapi tantangan digital.
Baca juga: Kemenekraf berikan pelatihan menjadi penyiar untuk pegawai
Baca juga: Kemenekraf ingin revisi UU Hak Cipta berdampak pada ekosistem musik
Baca juga: Kemenekraf jajaki kolaborasi dengan Prancis dukung industri film
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.