Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan surplus perdagangan pada Mei 2025 menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir, setelah sempat mengalami penurunan ekspor pada April 2025.
"Kemarin Menteri Keuangan juga menyampaikan bulan Mei ini naik. Bulan Mei ini surplus terbesar dalam dua tahun terakhir," ucap Budi setelah menghadiri acara Penandatanganan Kerja Sama Indonesia dan Australia soal Sertifikat Halal Global di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis.
Akan tetapi, Budi belum bisa mengungkapkan berapa data surplus perdagangan pada Mei, sebab Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilisnya pada Juli nanti.
Budi menjelaskan bahwa pada April terjadi penurunan ekspor karena libur panjang dan isu tarif resiprokal dari Amerika Serikat.
Kedua kejadian tersebut, kata Budi, menyebabkan tertundanya ekspor ke luar negeri.
Penundaan ekspor tersebut dilatarbelakangi oleh negara-negara yang mengimpor produk Indonesia menunggu kepastian ihwal tarif Amerika Serikat.
Ekspor yang tertunda, lantas dilaksanakan pada Mei 2025.
"Kalau Januari-April kan kita naik 6,65 persen. Yang Mei, kalau tidak salah awal Juli nanti dari BPS akan menampilkan," kata Budi.
Pernyataan tersebut merespons turunnya surplus perdagangan Indonesia pada April 2025. Berdasarkan data BPS, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada April berada di angka 158,8 juta dolar AS.
Angka tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025, yakni 4,3 miliar dolar AS.
Adapun penyebab dari berkurangnya surplus neraca perdagangan adalah ekspor Indonesia yang mengalami penurunan.
Pada April 2025, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 20,743,8 juta dolar AS, turun 10,77 persen apabila dibandingkan Maret 2025, namun naik 5,76 persen dibanding April 2024.
Sementara itu, nilai impor Indonesia April 2025 mencapai 20,59 miliar dolar AS, naik 21,84 persen dibandingkan April 2024, dan mengalami peningkatan sebesar 8,8 persen apabila dibandingkan dengan Maret 2025.
"April itu sempat turun (surplus perdagangannya) dibanding Maret, karena awal April itu masih libur panjang, ekspornya tertunda. Dan, ramainya tarif Trump (Presiden AS Donald Trump)," kata Budi.
Baca juga: Kemendag: Ekspor produk halal ke Australia capai Rp2,5 triliun
Baca juga: Ekspor Indonesia pada April 2025 capai 20,74 miliar dolar AS
Baca juga: BPS: Ekspor kopi Indonesia meningkat 76,33 persen pada 2024
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.