Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan proses negosiasi dengan Amerika Serikat tetap berjalan, meski tarif impor sebesar 19 persen telah diberlakukan.
"Kemarin yang di executive order kan sudah bilang 7 hari setelah tanggal 31 Juli. Kita kan masih proses negosiasi, kita kan juga ingin ada komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika untuk mendapatkan 0 persen," ujar Budi Santoso di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis.
Budi menjelaskan Pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi hingga 1 September 2025.
Ia menyebutkan penurunan tarif resiprokal masih bisa terjadi, mengingat sebelumnya juga terjadi perubahan dari 32 persen menjadi 19 persen.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa Indonesia masih diberi kesempatan untuk berunding oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut dia, hal ini akan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meminta tarif impor 0 persen bagi komoditas-komoditas yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
Namun demikian, Budi enggan untuk menyebut komoditas apa saja yang masih diusahakan untuk mendapat tarif 0 persen.
"Dulu 32 persen, setelah 32 persen kan ditunda 3 bulan ya kan. Nah, 3 bulan kan berlaku 10 persen kan, artinya di 3 bulan itu kan ada proses negosiasi terus, akhirnya dapat 19 persen kan. Nah ini dapat 19 persen tapi kan masih ada berunding yang lain lagi yang kita usahakan untuk 0 persen itu sampai 1 September," katanya.
Tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat sebesar 19 persen mulai berlaku hari ini. Kebijakan tarif ini juga telah diumumkan Amerika Serikat kepada 92 negara lainnya.
Tarif 19 persen yang diperoleh Indonesia merupakan salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara, kecuali Singapura yang mendapat tarif hanya 10 persen dari Amerika Serikat.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut beberapa komoditas yang mendapat tarif impor nol persen adalah konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode). Hal ini sejalan dengan diskusi strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.
Pemerintah Indonesia mendorong agar sejumlah komoditas strategis lain bisa mendapatkan pembebasan tarif hingga nol persen. Ia menyebut di antaranya minyak kelapa sawit mentah (CPO), karet, kayu meranti, serta produk turunan dari tembaga.
Baca juga: Mendag optimistis ekspor Indonesia ke AS tetap bergairah
Baca juga: Mendag sebut peredaran impor ilegal menurun berkat pengawasan rutin
Baca juga: Mendag: Kinerja dagang Indonesia masih positif di tengah perang tarif
Baca juga: GINSI nilai perlu bijak sikapi pembukaan kran impor "food tray"
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.