Mendag: Permintaan CPU dan alat berat dongkrak impor barang modal

1 hour ago 1
Kenaikan impor barang modal yang mencapai 17,94 persen turut disebabkan naiknya impor CPU; mesin untuk memilah, menyaring, memisahkan, dan mencuci; peralatan navigasi kapal; alat penerima portabel; dan alat berat,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meningkatkan permintaan central processing unit (CPU), mesin untuk memilah, hingga alat berat menjadi pendorong kenaikan impor barang modal pada Januari-Agustus 2025.

Secara kumulatif impor Indonesia pada Januari-Agustus 2025 mencapai 155,99 miliar dolar AS atau tumbuh 2,05 persen. Peningkatan ini didorong impor nonmigas yang naik 4,85 persen menjadi 134,88 miliar dolar AS dibanding Januari-Agustus 2024 yang sebesar 128,64 miliar dolar AS.

Budi dalam keterangan di Jakarta, Jumat menyebutkan, struktur impor Januari-Agustus 2025 masih didominasi bahan baku atau penolong dengan pangsa sebesar 70,89 persen, diikuti barang modal sebesar 20,08 persen dan barang konsumsi sebesar 9,03 persen.

"Kenaikan impor barang modal yang mencapai 17,94 persen turut disebabkan naiknya impor CPU; mesin untuk memilah, menyaring, memisahkan, dan mencuci; peralatan navigasi kapal; alat penerima portabel; dan alat berat," ujarnya.

Baca juga: Kemendag: CPU hingga mobil listrik dongkrak Impor Indonesia

Meski impor bahan baku dan barang konsumsi turun, lanjut Budi, dominasi bahan baku dalam struktur impor tetap mencerminkan orientasi produktif ekonomi Indonesia.

Adapun produk bahan baku atau penolong dengan penurunan terdalam pada Januari-Agustus 2025, yakni gula tebu; batubara bitumen; kacang kedelai; bungkil untuk pakan ternak; dan polypropylene.

Di sisi lain, impor barang konsumsi turun terutama untuk pendingin ruangan, bawang putih, mobil listrik, buah pir, dan buah apel.

Pada Agustus 2025, kinerja impor Indonesia tercatat sebesar 19,47 miliar dolar AS. Nilai ini turun 5,35 persen dibanding Juli 2025 (MoM) dan turun 6,56 persen dibanding Agustus 2024 (YoY).

Baca juga: Microvast Tampil di BICES 2025: Menghadirkan Elektrifikasi untuk Alat Berat Konstruksi

Nilai impor Agustus 2025 terdiri atas sektor migas sebesar 2,73 miliar dolar AS dan nonmigas sebesar 16,74 miliar dolar AS.

Secara kumulatif, impor Indonesia pada Januari-Agustus 2025 mencapai 155,99 miliar dolar AS atau tumbuh 2,05 persen (CtC). Peningkatan ini didorong impor nonmigas yang naik 4,85 persen menjadi 134,88 miliar dolar AS dibanding Januari-Agustus 2024 yang sebesar 128,64 miliar dolar AS.

Sementara itu, secara umum komoditas impor nonmigas dengan peningkatan tertinggi, antara lain, kakao dan olahannya sebesar 108,89 persen; kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar 77,43 persen; serta garam, belerang, batu, dan semen sebesar 72,15 persen (CtC).

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia pada Januari-Agustus 2025 didominasi Tiongkok, Jepang, dan AS dengan kontribusi gabungan mencapai 52,78 persen terhadap total impor nonmigas.

Baca juga: Zoomlion usung konsep hijau dan cerdas sebagai inovasi teknologi

Negara asal impor dengan kenaikan tertinggi dibanding Januari-Agustus 2024 adalah Ekuador sebesar 102,75 persen; Uni Emirat Arab sebesar 62,74 persen; dan Arab Saudi sebesar 28,03 persen.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |