Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa Islam di Indonesia tumbuh dalam tradisi yang penuh toleransi dan membentuk peradaban unik, terbuka dan penuh kearifan sebagaimana tecermin dalam berbagai tradisi seperti halal bihalal hingga dakwah para Wali Songo.
“Wali Songo di Jawa pada akhir abad ke-14 menggunakan beragam dia dakwah, seperti wayang, gamelan, dan lagu-lagu Jawa dan upacara tradisional. Perpaduan harmonis ini mencerminkan warisan Islam untuk membawa pencerahan, sebagaimana disimbolkan oleh istilah Qurani misykat dari mana cahaya terpancar,” kata Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Menteri Kebudayaan dalam kegiatan Cultural Dinner di Museum Nasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengungkapkan langkah-langkah Indonesia dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya, termasuk pengajuan ke UNESCO tiga unsur budaya salah satunya tempe yang telah dilakukan, dan akan mengusulkan tradisi Iftar.
Baca juga: Indonesia tuan rumah PUIC ke-19, Puan tekankan harmoni antarbangsa
Selain itu, penemuan arkeologis penting seperti fosil Homo erectus di Jawa dan koin Dinasi Umayyah dan Abbasiyah di Sumatera Utara menambah kekayaan narasi sejarah Indonesia sebagai bagian dari peradaban Islam dunia.
Menbud Fadli Zon juga memamerkan keragaman budaya Indonesia serta di tengah tantangan global, seperti krisis iklim, ketegangan geopolitik, perang dan konflik, tema tata kelola yang baik dan institusi yang kuat sebagai pilar ketahanan sangat relevan dan harus terus diperjuangkan.
“Budaya tidak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga membentuk tata kelola yang baik dan keadilan di masa depan,” ujarnya.
Baca juga: DPR RI siap jadi tuan rumah Konferensi Ke-19 Uni Parlemen OKI
“Sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, penjajahan harus dihapuskan. Langkah kolektif untuk berkontribusi dalam perdamaian dan keamanan dunia adalah suatu keniscayaan. Kita harus mengedepankan nilai-nilai Islam tentang perdamaian dan kesetaraan, memastikan suara mereka yang tak bersuara terdengar, hak menentukan nasib sendiri ditegakkan, dan keadilan budaya diwujudkan,” papar Menbud.
Sementara itu, Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki kebanggaan tersendiri dalam menjadi tuan rumah Sidang ke-19 Konferensi PUIC.
Baca juga: BKSAP: Palestina-pemberdayaan perempuan jadi isu dalam Konferensi PUIC
Dia pun mengajak saling bekerja sama untuk perdamaian dan kemakmuran demi masa depan dunia yang lebih cerah.
“Mari kita mulai bekerja bersama untuk memajukan perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bagi rakyat yang kita wakili dan untuk seluruh umat manusia,” katanya.
Parliamentary Union of the OIC Members States (PUIC) merupakan badan legislatif yang mewadahi parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Didirikan pada tahun 1999, PUIC kini memasuki tahun ke-25 dan menggelar Konferensi ke-19 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 12–15 Mei 2025.
Baca juga: BKSAP: Tema PUIC 2025 dorong tata kelola pemerintahan negara OKI
Baca juga: BKSAP: Konferensi Ke-19 PUIC bertepatan peringatan 25 tahun berdiri
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025