Mantan pejabat PBB: Transformasi hijau China jadi contoh bagi dunia

6 hours ago 1

Oslo (ANTARA) - Langkah cepat China dalam pengembangan ekologi dan teknologi ramah lingkungan telah menjadi contoh bagi dunia dalam kemajuan yang berkelanjutan, menurut seorang mantan pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Ada begitu banyak pencapaian (dalam perlindungan lingkungan China)," kata mantan Under-Secretary-General PBB Erik Solheim kepada Xinhua.

"Kota-kota besar di China, seperti Beijing, telah mengurangi polusi secara signifikan. Kualitas udaranya kini bersih dan segar. Danau-danau besar seperti Danau Dianchi di Kunming dan Danau Barat di Hangzhou juga telah dibersihkan, dan sistem perairannya sangat luar biasa."

Solheim, yang juga mantan direktur eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), mengatakan bahwa prinsip utama dari upaya-upaya ramah lingkungan China, "perairan jernih dan pegunungan yang subur merupakan aset yang tak ternilai", memiliki dampak yang sangat besar. Baginya, inti dari konsep ini adalah mengintegrasikan ekonomi dan ekologi.

"Perlindungan lingkungan tidak akan pernah berhasil jika dianggap bertentangan dengan pembangunan ekonomi. Hal ini hanya dapat berkembang jika diintegrasikan dengan ekonomi. Pemerintah China mencapai hal ini dengan membuat negara menjadi makmur sambil menjaga kelestarian lingkungan, serta mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan melalui cara-cara yang berkelanjutan," ujarnya.

Dia mengatakan pelajaran terpenting dari transformasi hijau China adalah keberhasilannya dalam memadukan lingkungan dan pembangunan.

"Jika Anda beralih dari batu bara ke tenaga surya, Anda akan menghemat uang. China telah menunjukkan bahwa transisi ini tidak hanya baik untuk planet, tetapi juga membawa manfaat bagi kehidupan manusia."

Foto udara menunjukkan pemandangan Lembah Lingkungan China di Hefei, Provinsi Anhui, China timur, pada 8 Juni 2023. (Xinhua)

China telah berbagi pengalamannya dalam tata kelola lingkungan dan pembangunan hijau dengan negara-negara lain, terutama melalui Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) dan kerja sama Selatan-Selatan. Solheim memandang hal ini sebagai langkah positif, menambahkan bahwa peran penting China dalam manufaktur hijau global membuka banyak peluang untuk kerja sama dunia.

Dia menjelaskan bahwa China dan Norwegia sedang memimpin transisi global ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV), diikuti oleh negara-negara lain yang segera mengikuti jejak mereka.

"Norwegia memiliki proporsi EV tertinggi, sementara China memiliki jumlah absolut terbesar. Namun, yang membuat saya takjub baru-baru ini adalah Nepal, di mana 85 persen mobil barunya kini adalah mobil listrik," paparnya.

"Hal ini membuktikan bahwa salah satu negara termiskin di Asia pun sedang bergerak cepat menuju masa depan yang menggunakan listrik," tuturnya.

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |