Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menekankan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW bukan sekadar perpindahan tempat, namun juga perpindahan dari kegelapan menuju era yang terang benderang.
Menag mengutip Al Quran Surah At-Taubah ayat 20: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
"Hijrah dalam ayat ini bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah arah. Dari gelap ke terang. Dari stagnan ke tumbuh. Dari biasa-biasa saja ke luar biasa dalam nilai dan kontribusi," kata Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Kamis.
"Hari ini, mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Sudah sejauh mana kita berhijrah dari rutinitas yang kering makna menuju amal yang bernilai? Sudahkah kita membawa Islam tidak hanya di kartu identitas, tapi juga dalam kejujuran, dalam kasih sayang, dalam tindakan sehari-hari?" lanjut Menag Nasaruddin.
Baca juga: 9 destinasi religi favorit di Jabodetabek sambut 1 Muharram 1447 H
Menurutnya, Tahun Baru Islam tidak datang dengan kemeriahan pesta. Ia hadir dalam sunyi, dalam zikir, dan dalam refleksi yang hening.
Menag menilai hal tersebut merupakan kekuatan dari Tahun Baru Hijriah, dimana perubahan besar sering dimulai dari perenungan yang paling dalam.
"Di banyak daerah di Indonesia, Muharam dirayakan dengan cara yang indah. Ada Tabuik di Pariaman, Grebeg Suro di Jawa, doa bersama di kampung-kampung. Semua itu menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal kita tidak saling meniadakan, justru saling menguatkan," ujar Menag Nasaruddin umar.
Menag menekankan pihaknya memandang hal tersebut sebagai kekayaan Islam Indonesia, dengan keanekaragaman yang membumi dan mewangi tanpa kehilangan kemurniannya.
Baca juga: Daftar puasa sunah Muharram 1447 H beserta niat dalam Arab dan latin
"Maka tugas kita hari ini bukan hanya menjaga ritual, tapi menjaga makna. Bukan hanya mengingat peristiwa hijrah, tapi menghidupkan semangat hijrah dalam kehidupan nyata, baik di ruang keluarga, pendidikan, birokrasi, maupun media sosial," ucap Menag.
Ia mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk menyambut tahun ini dengan tiga kata kunci yaitu bersyukur karena masih diberi umur dan kesempatan. Kedua, berhijrah, karena stagnasi adalah musuh masa depan, dan kemudian berkontribusi karena iman yang sejati harus tampak dalam tindakan.
"Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Semoga hijrah kita bukan hanya berpindah waktu, tapi berpindah kualitas hidup," ucap Menag Nasaruddin Umar.
Baca juga: 8 keutamaan puasa Tasua dan asyura menurut syariat Islam
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.