Majelis Hukama dorong pemuda gunakan ilmu dan AI untuk kemanusiaan

5 days ago 2
Anak-anak muda harus lebih sadar akan perkembangan AI dan tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga inovator yang mampu memanfaatkannya untuk kemanusiaan

Jakarta (ANTARA) - Majelis Hukama Muslimin (MHM) Kantor Cabang Indonesia mengajak generasi muda untuk menggunakan ilmu yang mereka miliki serta kemajuan teknologi lewat kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat persaudaraan manusia.

"Anak-anak muda harus lebih sadar akan perkembangan AI dan tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga inovator yang mampu memanfaatkannya untuk kemanusiaan," ujar Direktur MHM Kantor Cabang Indonesia Muchlis M. Hanafi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Grand Syekh Al Azhar dan ulama tolak upaya pemindahan warga Palestina

Pernyataan Muchlis tersebut disampaikan saat menggelar Harmony Camp yang diikuti 40 pemuda lintas agama. Mereka diajak berdiskusi di Eco Learning Camp, Bandung, pada 24 hingga 27 Februari 2025, membahas penguatan persaudaraan manusia, aksi iklim dan pelestarian lingkungan, serta pemanfaatan Artificial Intteligence (AI).

Menurutnya, kemajuan pesat dalam teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi umat manusia.

"AI sekarang bukan sekadar tren teknologi, tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, mulai dari dunia pendidikan, industri, kesehatan, hingga ekonomi," kata dia.

Menurut dia, Indonesia saat ini sedang menyongsong bonus demografi. Presentasi usia produktif sangat tinggi seiring jumlah generasi muda yang sangat banyak.

Muchlis mengajak generasi muda untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna membangun peradaban yang lebih adil dan manusiawi, mengokohkan persaudaraan dan perdamaian, bukan untuk memperburuk ketimpangan sosial atau merusak tatanan kemanusiaan.

"Mari kita manfaatkan AI dan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai etika dan moral, agar tidak hanya menciptakan inovasi, tetapi juga membangun dunia yang lebih berkeadilan," kata dia.

Baca juga: Sebanyak 40 peserta lintas iman terpilih ikuti Harmony Camp

Selama empat hari di Eco Camp Bandung, peserta Harmony Camp berkumpul dan hidup bersama dengan latar belakang yang berbeda. Mereka dipertemukan oleh tujuan yang sama, yaitu membangun masyarakat yang damai, inklusif, dan berkeadaban.

Hal ini sebagaimana yang selalu digaungkan Majelis Hukama Muslimin di bawah kepemimpinan Grand Syeikh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb untuk terus menebarkan kasih sayang dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Para peserta berdiskusi tentang dua tantangan besar masa depan, yaitu krisis lingkungan dan kemajuan teknologi yang pesat, khususnya AI.

"Kita semua menyaksikan bagaimana perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam telah mengancam keberlanjutan bumi kita. Menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan, tetapi tanggung jawab kita semua," kata Muchlis.

Muchlis meminta peserta Harmony Camp setelah kembali kepada komunitas masing-masing untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil. Misalnya, mengurangi sampah plastik, menghemat air, menanam pohon, dan mendukung kebijakan yang berpihak pada kelestarian alam.

Baca juga: Majelis Hukama gelar Harmoni Camp peringati Hari Persaudaraan Manusia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |