LSF komitmen lindungi masyarakat melalui penyensoran bertanggung jawab

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) menyatakan terus memperkuat komitmennya dalam melindungi masyarakat melalui penyensoran film secara bertanggung jawab sehingga tercipta ekosistem perfilman yang berkualitas.

"LSF berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan antara mendukung pemajuan industri perfilman dan memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan tontonan yang berkualitas," kata Ketua LSF Naswardi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Naswardi menjelaskan, masyarakat khususnya kelompok rentan perlu dilindungi dari konten-konten film yang berpotensi merugikan, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media digital.

LSF berfokus pada perlindungan terhadap penonton film, baik yang menonton di bioskop, televisi, maupun melalui layanan Over The Top (OTT).

Baca juga: LSF promosikan film "Women From Rote Island" menuju Piala Oscar

Salah satu prioritas utama LSF adalah menjaga agar film-film yang beredar tidak mengandung konten yang dapat merusak moral, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

Dalam upaya melindungi penonton dari pengaruh negatif, LSF melakukan penyensoran terhadap film-film yang beredar dengan mempertimbangkan sejumlah kriteria sensitif.

Adapun sejumlah kriteria ini mencakup pornografi, perilaku menyimpang seperti LGBT, kekerasan, penggunaan narkotika dan zat adiktif, perjudian, perbuatan melawan hukum, serta hal-hal yang dapat merendahkan harkat martabat kemanusiaan dan mengganggu ketentraman beragama.

"Semua kriteria ini diatur melalui sistem klasifikasi usia yang bertujuan agar masyarakat dapat memilih tontonan yang sesuai dengan usia dan pemahaman mereka," ujarnya.

Baca juga: LSF sosialisasi gerakkan nasional budaya sensor mandiri di PBD

Lebih lanjut Naswardi menyampaikan, LSF juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya sensor mandiri.

Lembaga ini optimis bahwa penonton Indonesia semakin mampu memilah dan memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia.

Dengan mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi dan kampanye yang terstruktur, LSF berharap semakin banyak orang yang memahami pentingnya memilih tontonan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan sosial.

Di sisi lain, sebagai lembaga yang berperan dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan artistik dan tanggung jawab sosial, LSF menjalin berbagai kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, komunitas, platform digital, serta organisasi perfilman.

Baca juga: Alasan film Indonesia harus disensor

Ia mengungkapkan, kerja sama ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi dalam industri perfilman tidak mengorbankan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Naswardi menegaskan, LSF tidak hanya memantau film di bioskop, tetapi juga secara aktif mengawasi iklan film di televisi dan layanan OTT.

Hal ini penting mengingat semakin banyaknya platform digital yang digunakan masyarakat untuk mengakses tontonan.

"LSF berusaha memastikan bahwa semua platform ini mematuhi regulasi dan menyediakan tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia. Kami juga terus berinovasi dalam menciptakan sistem klasifikasi usia yang lebih relevan dan dapat diterima oleh masyarakat luas," katanya.

Baca juga: Pentingnya penyensoran pada materi penyiaran

Baca juga: LSF: Proses penyensoran film hormati kebebasan kreatif

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |