LPOI: Muslim China berpotensi besar jadi penghubung peradaban global

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Sirodj memandang bahwa umat Muslim China potensi besar untuk menjadi jembatan penghubung (connecting bridge) bagi peradaban global.

“Ke depan, ekosistem halal dan budaya Muslim China dapat menjadi kekuatan baru diplomasi lunak (soft diplomacy) serta penentu tren Muslim global,” ujar Said Aqil dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pernyataan Said Aqil tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di China pada 3 hingga 7 November 2025.

Aqil Sirodj mengatakan kemajuan peradaban di China kini tidak hanya menjadikannya sebagai pemimpin global, tetapi juga sebagai trend setter dan episentrum peradaban dunia.

“Tiongkok telah berhasil mengubah gaya hidup dunia. Sistem sosial, budaya, pemerintahan, bisnis, dan teknologi di Tiongkok sangat kokoh dalam menghadapi berbagai kemungkinan turbulensi global,” kata dia.

Menurut Said Aqil, China berhasil membangun daya tahan (fesilience) dan daya saing (competitiveness) yang kuat sebagai negara sosialis modern di tengah kompetisi global.

Mantan Ketua Umum PBNU periode 2010–2021 itu menyoroti kehidupan beragama di China yang menurutnya harmonis dan mendapatkan ruang tumbuh yang memadai.

“Meski bukan negara agama, China sangat menghormati serta menyediakan growing space bagi berbagai agama untuk berkembang selaras dengan kemajuan negaranya,” kata Kyai Said.

Ia menambahkan Pemerintah China menunjukkan perhatian nyata terhadap umat Islam, termasuk dalam pelestarian situs-situs bersejarah seperti masjid-masjid kuno dan makam tokoh Islam.

“Pemihakan China terhadap dunia Islam, termasuk dukungannya bagi kemerdekaan Palestina, sangat nyata dan tidak dapat dipungkiri,” kata dia.

Menanggapi isu Uighur, Said Aqil menyatakan bahwa tuduhan adanya tekanan terhadap masyarakat Uighur tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Ia menyebut indeks kebahagiaan dan angka harapan hidup masyarakat di wilayah tersebut cukup tinggi.

“Fakta menunjukkan masyarakat Uighur dan Xinjiang hidup damai, bahagia, dan memiliki jaminan sosial ekonomi serta keagamaan yang baik,” ujarnya.

Namun, kata dia, upaya China dalam menjaga stabilitas nasional melalui penanggulangan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme perlu dipahami sebagai langkah sah untuk menjaga keamanan negara.

Kyai Said juga mengusulkan agar otoritas setempat menghidupkan kembali semangat “Muhibah Laksamana Zheng Ho” sebagai simbol persahabatan dan kerja sama lintas bangsa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal LPOI Imam Pituduh menekankan pentingnya memperkuat relasi Indonesia–Tiongkok melalui kerja sama ekonomi, budaya, dan antarumat beragama.

“Interkoneksi historis, kultural, emosional, spiritual, dan ekonomi antara kedua negara merupakan modal dasar membangun masa depan bersama,” katanya.

Ia juga mendorong optimalisasi diplomasi Muslim Silk Road atau Jalur Sutra Muslim yang diharapkan dapat memperkuat hubungan business to business, people to people, dan government to government antara kedua negara.

Baca juga: LPOI ajak publik tetap tenang sikapi tayangan soal pesantren

Baca juga: LPOI sebut tokoh dan ormas agama harus jadi penyelesai dan pendamai

Baca juga: LPOI dorong santri kuasai teknologi digital agar tak tertinggal

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |