Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kemenpora atau Indonesia Sport Promotion (Inaspro) menegaskan komitmennya untuk memperluas penyelenggaraan Liga Anak Indonesia ke berbagai cabang olahraga usia dini sebagai bagian dari penguatan sistem pembinaan berjenjang di tanah air.
Direktur LPDUK | Inaspro Ferry Kono mengatakan Liga Anak Indonesia tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana strategis dalam pembinaan talenta muda yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan.
“Selebrasi anak-anak dan testimoni mereka menunjukkan ajang ini memberi pengalaman berharga. Mereka bisa bertemu dengan teman-teman dari daerah lain, dan itu membentuk kenangan sekaligus motivasi untuk terus berkembang,” kata Ferry usai partai final sepak bola Liga Anak Indonesia Seri Nasional 2025 di Lapangan PSF Pancoran, Jakarta, Jumat.
Menurut Ferry, ajang ini telah menjadi mata rantai penting dalam menciptakan sistem pembinaan yang menyeluruh.
Ia menyebut pentingnya menyatukan visi antara pemerintah pusat, operator daerah, dan penyelenggara lokal agar pelaksanaan kompetisi di tingkat akar rumput memiliki kualitas yang setara di berbagai daerah.
“Saat ini baru 20 provinsi yang bisa mendekati standar yang kami harapkan. Tapi ini adalah titik awal. Dengan pelatihan dan pendampingan kepada operator daerah, kami optimistis cakupannya akan makin luas dan merata,” ujarnya.
Baca juga: Daftar juara dan peraih penghargaan individu Liga Anak Indonesia 2025
Setelah keberhasilan penyelenggaraan untuk kelompok Sekolah Sepak Bola (SSB), LPDUK berencana memperluas format kompetisi ke sektor sekolah dan cabang olahraga lainnya.
“Tahap berikutnya kami akan mengundang sekolah-sekolah untuk berkompetisi dalam format serupa. Tidak hanya sepak bola, tapi juga bola voli, sepak takraw, dan cabang lain yang potensial,” katanya.
Ferry menjelaskan, ekspansi ini sejalan dengan arahan Kemenpora untuk memperkuat fondasi olahraga nasional dari tingkat akar rumput. Ia menyebut industri olahraga juga akan terdorong jika kegiatan seperti ini digelar secara masif dan terstandarisasi.
“Dengan banyaknya peserta, pendamping, hingga pengunjung, tentu industri ikut bergerak mulai dari makanan, merchandise, hingga sponsor. Inilah yang kami dorong, agar pembinaan jalan, ekonomi juga bergerak,” ujar Ferry.
Ke depan, Liga Anak Indonesia akan dikemas dengan lebih spesifik yang akan mencakup berbagai cabang olahraga.
“Targetnya menjadi lumbung talenta nasional. Kami bantu federasi olahraga prestasi untuk mendapatkan bibit dari sistem yang tertata sejak usia dini,” ujar Ferry.
Adapun Liga Anak Indonesia 2025 Seri Nasional diikuti 1.395 peserta dari 96 SSB yang berkompetisi dalam empat kelompok umur: U-8, U-10, U-11, dan U-12. Turnamen berlangsung sejak 1 Juli dan resmi berakhir pada 4 Juli di Jakarta.
Baca juga: Dua ajang bergengsi basket 3x3 siap digelar mulai akhir Juli
Baca juga: Inaspro: Oneprix 2025 seri pertama telan dana Rp2 miliar lebih
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.