Legislator: "Urban Farming" bantu ketersediaan pangan bagi warga

1 month ago 9

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ade Suherman berpendapat pertanian perkotaan (urban farming) dapat membantu ketersediaan pangan bagi warga secara mandiri, termasuk saat Imlek dan Ramadhan, sehingga tidak terlalu bergantung pada ketersediaan pangan di pasar.

Ade pun mengapresiasi sebagian warga yang sudah menerapkan pertanian perkotaan itu.

"Tentu saya mengapresiasi warga masyarakat, warga Jakarta yang melakukan terobosan-terobosan untuk penyediaan pangan secara mandiri tentu itu sangat membantu sekali (penyediaan pangan)," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Dia juga memberikan apresiasi kepada dinas-dinas terkait yang telah mendorong warga Jakarta agar bisa menerapkan pertanian perkotaan.

Menurut dia, masih banyak lahan di Jakarta yang bisa dijadikan lokasi pertanian perkotaan oleh warga guna mencukupi kebutuhan pangan sehari-harinya.

"Sebenarnya potensi itu luar biasa ya, untuk wilayah-wilayah tertentu, misalkan di Jakarta Selatan itu masih banyak tanah-tanah yang sebenarnya masih kosong," kata Ade.

Baca juga: Teguh Setyabudi minta semua wilayah Jakarta optimalkan pertanian kota

Baca juga: Kepulauan Seribu giatkan "urban farming" untuk ketahanan pangan

Terkait penyediaan pangan di Jakarta terutama menjelang Imlek, Isra Mi'raj hingga Lebaran, dia meminta jajaran Pemerintah Provinsi DKI hingga BUMD untuk memastikan ketersediaan pangan bagi warga.

"Jangan sampai warga Jakarta kesulitan untuk mendapatkannya (pangan). Kami akan memastikan kepada dinas-dinas terkait," ujarnya.

Merujuk Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, pertanian perkotaan di Jakarta dilakukan berbasis ruang dengan memakai tanaman cepat panen seperti sayuran daun dan buah di lahan tidur, maupun lahan di sekitar aktivitas warga, seperti sekolah, Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) dan fasilitas umum lainnya.

Baca juga: Wujudkan ketahanan pangan, Jakarta Timur galakkan "urban farming"

Adapun hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan Jakarta Selatan menjadi wilayah terbanyak dengan rumah tangga usaha pertanian (RTUP) yang melakukan usaha pertanian di lahan terbatas yakni sebanyak 1.372 RTUP, diikuti Jakarta Timur (1.277 RTUP), Jakarta Barat (852 RTUP), Jakarta Utara (542 RTUP), Jakarta Pusat (535 RTUP), dan Kepulauan Seribu (15 RTUP).

Wilayah Jakarta Selatan juga tercatat memiliki jumlah RTUP terbanyak yang menggunakan teknologi seperti hidroponik, aquaponik, vertikultur, dan lainnya yakni 126 RTUP, diikuti Jakarta Timur (114 RTUP), Jakarta Barat (69 RTUP), Jakarta Utara (35 RTUP), Jakarta Pusat (23 RTUP), serta Kepulauan Seribu (3 RTUP).

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |