Laporan wadah pemikir uraikan kebenaran tentang Laut China Selatan

4 weeks ago 17

Beijing (ANTARA) - Serangkaian laporan wadah pemikir (think tank) yang dirilis pada Kamis (21/8) menguraikan dasar sejarah dan hukum terkait hak maritim dan kedaulatan teritorial China di Laut China Selatan dan mengungkap kebenaran soal kekuatan eksternal yang mencampuri isu Laut China Selatan.

Laporan itu juga menjelaskan tindakan China dalam membangun Laut China Selatan sebagai lautan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama.

Bertajuk "Kebenaran tentang Laut China Selatan" (The Truths about the South China Sea), seri itu dipublikasikan dalam bahasa Mandarin dan Inggris oleh Xinhua Institute, wadah pemikir yang berafiliasi dengan Kantor Berita Xinhua.

Seri itu terdiri dari tiga laporan, termasuk dua laporan yang baru dirilis, dengan masing-masing bertajuk "Dasar Sejarah dan Hukum terkait Hak Maritim dan Kedaulatan Teritorial China di Laut China Selatan" (Historical and Legal Basis of China's Territorial Sovereignty and Maritime Rights in the South China Sea) dan "Hasutan, Ancaman, dan Kebohongan -- Kebenaran tentang Kekuatan Eksternal yang Mencampuri Isu Laut China Selatan" (Incitement, Threats, and Lies -- The Truth about External Forces Interfering in the South China Sea Issue), serta publikasi yang diterbitkan pada Juni bertajuk "Mewujudkan Laut China Selatan sebagai Lautan Perdamaian, Persahabatan, dan Kerja Sama: Tindakan China" (Making the South China Sea a Sea of Peace, Friendship, and Cooperation: China's Actions).

Menurut laporan tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, kekuatan nonregional melancarkan "persaingan kekuatan besar" yang menyasar China dalam apa yang disebut sebagai "kawasan Indo-Pasifik" dan memanfaatkan isu Laut China Selatan sebagai alat untuk membendung China, menghasut negara-negara penggugat terkait, termasuk Filipina, untuk memprovokasi China dan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan.

Laporan itu menyebutkan bahwa tindakan keliru kekuatan nonregional yang memfitnah dan membendung China mencerminkan proyeksi diri dari pandangan strategis Barat modern, yang berpusat pada perebutan dan pemeliharaan hegemoni.

Laporan itu menyerukan agar semua pihak tidak tertipu oleh manuver Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) yang berupa hasutan, koersi, dan perpecahan di Laut China Selatan, menjaga perdamaian dan stabilitas regional serta mewujudkan kemakmuran bagi semua negara, dan bersama-sama menjadikan Laut China Selatan sebagai lautan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama, mengingat dunia menghadapi ketidakpastian dan tantangan yang semakin meningkat.

Sebuah buku yang memuat serangkaian laporan tersebut bertajuk "Di Bawah Ombak -- Kebenaran tentang Laut China Selatan" (Beneath the Waves -- The Truths about the South China Sea) juga dipublikasikan pada Kamis.

Xinhua Institute, dengan penelitian kebijakan sebagai fokus utamanya, dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan penelitian yang berwawasan ke depan, strategis, dan menjadi bentuk persiapan terkait isu-isu utama domestik dan global, melahirkan banyak hasil penelitian yang berpengaruh dalam prosesnya.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |