Kusala Sastra Khatulistiwa, upaya kolaboratif majukan sastra Indonesia

2 months ago 25

Jakarta (ANTARA) - Malam Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) kembali digelar pada Sabtu (28/6), setelah dua tahun vakum, menandai semangat baru dalam memajukan sastra Indonesia.

Bertempat di Graha Utama, Gedung A Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, malam anugerah ini menjadi simbol kerja kolaboratif lintas sektor dalam mendukung ekosistem sastra nasional.

KSK 2025 diselenggarakan oleh Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) dengan dukungan Dana Indonesiana, Kementerian Kebudayaan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta sponsor swasta seperti PT Astra International, Bank BRI, Falcon Pictures, dan lainnya.

Baca juga: Nezar Patria sebut KSK 2025 jadi harapan baru untuk sastra Indonesia

Direktur Program KSK, Gema Laksmi Mawardi dalam keterangannya pada Kamis menjelaskan bahwa penyelenggaraan tahun ini melibatkan tiga kurator sastra, yaitu Eka Kurniawan, Hasan Aspahani, dan Nezar Patria.

“KSK bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi bagian dari gerakan bersama menghidupkan kembali ruang apresiasi sastra secara berkelanjutan,” ujarnya.

Penghargaan diberikan dalam tiga kategori: kumpulan cerpen, novel, dan puisi, masing-masing dengan hadiah Rp100 juta dan trofi karya perupa Cecil Mariani. Karya-karya terpilih dinilai berdasarkan kekuatan estetika, eksplorasi bahasa, serta relevansi sosial.

Baca juga: Kementerian Kebudayaan dukung pemajuan kesusastraan

Kurator KSK menekankan pentingnya melihat sastra sebagai bagian dari ekosistem budaya. Selain pemberian penghargaan, KSK 2025 juga menggelar diskusi pemetaan ekosistem sastra dan menyusun buku tinjauan perkembangan sastra Indonesia.

Penyelenggara juga mengenang para tokoh yang telah berpulang, termasuk Richard Oh, pendiri KSK, yang selama dua dekade menghidupkan penghargaan ini. Ia dikenang sebagai sosok yang mencintai sastra dan bekerja tanpa pamrih.

Adapun pemenang KSK 2025 adalah Sasti Gotama (cerpen), Cicilia Oday (novel), dan Esha Tegar Putra (puisi), yang dinilai berhasil menyuarakan realitas dan imajinasi melalui karya-karya kuat dan khas.

Baca juga: Kusala Sastra Khatulistiwa kembali hadir dengan pembaruan

Pewarta: Ida Nurcahyani/Farika Khotimah
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |