Kurikulum berbasis cinta kebutuhan mendesak dalam sistem pendidikan

2 months ago 15
...Kita harus menjadi pionir dalam membumikan pendidikan yang menyatukan hati, akal, dan tindakan

Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Nurhayati menyebutkan gagasan tentang kurikulum berbasis cinta bukan hanya wacana, tetapi sebuah kebutuhan mendesak dalam sistem pendidikan nasional saat ini yang cenderung kehilangan sentuhan kemanusiaan.

"Kurikulum berbasis cinta yang diusung Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar adalah pondasi utama pendidikan yang berorientasi kasih sayang dan kemanusiaan," katanya di Medan, Jumat.

Ia mengatakan kurikulum yang berakar dari cinta berarti pendidikan yang dibangun atas dasar kepedulian sosial, empati, dan penghormatan terhadap sesama manusia. Anak didik tidak hanya diajarkan untuk cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap realitas sosial di sekelilingnya.

"Bayangkan jika setiap siswa dibiasakan untuk peduli pada anak-anak yatim, kaum dhuafa, atau penyandang disabilitas sejak dini. Maka kita sedang membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga penuh kasih dan tanggung jawab," katanya.

Baca juga: Kementerian Agama jadikan MIN 3 Jembrana percontohan kurikulum cinta

Ia menegaskan bahwa empati tidak boleh berhenti sebagai perasaan pasif, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti keterlibatan dalam program sosial dan aktivitas kepedulian.

Dalam pandangannya, kegiatan berbagi, memberi santunan, dan terlibat dalam aksi sosial bukan hanya sekadar filantropi sesaat, melainkan suatu metode pembelajaran yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan secara langsung.

Kurikulum berbasis cinta juga memberi ruang pembaruan dalam pendidikan agama yang tidak hanya berhenti pada aspek ritual dan hafalan.

Melalui kurikulum itu nantinya diharapkan lahir generasi yang tidak hanya taat beragama, melainkan juga mampu hidup damai dalam keragaman. Pendidikan yang berlandaskan cinta akan membentuk pribadi yang tidak mudah terprovokasi oleh perbedaan.

Baca juga: Kurikulum Berbasis Cinta bukan kurikulum pengganti tapi pengayaan

Salah satu keunggulan dari kurikulum itu adalah penekanannya pada empat pilar cinta, yang selaras dengan ajaran Islam yakni cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, cinta terhadap lingkungan dan cinta kepada bangsa sebagai bentuk tanggung jawab membangun negeri.

"Empat pilar ini bukan hanya slogan. Tetapi harus diintegrasikan ke dalam proses pendidikan sejak dini hingga perguruan tinggi. Terutama di kampus keislaman seperti UIN. Kita harus menjadi pionir dalam membumikan pendidikan yang menyatukan hati, akal, dan tindakan," katanya.

Untuk itu ia berharap gagasan kurikulum berbasis cinta itu segera diimplementasikan secara konkret, terutama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), karena dinilai bukan hanya proyek kurikulum, tetapi gerakan moral.

Baca juga: Kemenag segera implementasikan Kurikulum Cinta demi cegah diskriminasi

"Kurikulum berbasis cinta adalah investasi jangka panjang. Kita sedang menyiapkan generasi yang tidak hanya cemerlang secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang hangat, terbuka, dan siap membangun masa depan yang lebih manusiawi," katanya.

Pewarta: Juraidi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |