Kurangnya pemahaman obesitas jadi tantangan implementasi PNPK

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia dr. Maya Surjadjaja mengatakan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai makna obesitas menjadi tantangan tersendiri dalam implementasi Panduan Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) untuk obesitas.

“Kita sendiri mungkin enggak yakin bahwa kita ini obesitas. Kita sendiri enggak ngerti, sebetulnya obesitas itu yang (berat badan) seperti apa, sih?" kata Maya dalam diskusi media mengenai obesitas di Jakarta, Sabtu.

PDGKI menerbitkan PNPK untuk obesitas yang disahkan oleh Menteri Kesehatan pada 30 Mei 2025.

Baca juga: PDGKI terbitkan PNPK untuk sama ratakan tatalaksana obesitas

Maya, yang praktik sebagai dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo, mengatakan orang Asia memiliki ciri tubuh yang berbeda sehingga masyarakat yang tinggal di Indonesia harus mengetahui indeks massa tubuh (IMT) yang sesuai dengan kriteria ideal.

Lemak yang ada di perut ke bawah merupakan lemak jahat yang merupakan ciri obesitas, kata Maya. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 prevalensi obesitas sentral (lingkar perut melebihi batas normal) secara nasional 36,8 persen pada penduduk berusia 15 tahun ke atas.

Hal itu dapat berdampak pada munculnya penyakit bawaan seperti penyakit jantung, gula darah tinggi atau ginjal.

Selain itu, mitos tentang anak yang gemuk adalah lucu juga menjadi tantangan tersendiri bagi profesi kedokteran untuk berupaya menurunkan angka obesitas pada anak dan di atas 15 tahun.

Maya mengatakan Indonesia bisa mencontoh negara yang disiplin terhadap kesehatan seperti Jepang atau Singapura, yang menerapkan prinsip bahwa makan tidak harus sampai kenyang, tapi, ketika porsinya cukup.

Maya juga menyinggung tentang masih banyak peredaran obat yang diklaim bisa menurunkan berat badan, namun, sebenarnya tidak jelas kandungannya, yang juga menjadi pertanda bahwa orang ingin menjadi langsing secara instan.

Dia berharap penerapan PNPK bisa menjadi acuan dan makna obesitas bisa tersampaikan, serta bisa diterapkan di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki angka obesitas yang tinggi.

Baca juga: Pakar jelaskan kaitan obesitas dan makanan jadi penyebab kanker empedu

Baca juga: Kemenkes: CKG temukan 50 persen perempuan alami obesitas sentral

Baca juga: China tambahkan kampanye antiobesitas ke inisiatif “Healthy China”

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |