Kuda legendaris milik Pemkot Bukittinggi, Fort De Kock mati 

2 months ago 8

Bukittinggi (ANTARA) - Kuda pejantan milik Pemerintah Kota Bukittinggi dengan nama Fort De Kock yang berasal dari Australia mati pada Kamis (10/7).

Kuda itu merupakan pejantan legendaris yang telah melahirkan keturunan kuda pacu terbaik.

"Fort De Kock mati sekitar jam 11.30 WIB, usianya sudah 19 tahun. Dibeli sejak 2008 oleh Wali Kota Djufri saat itu dengan harga Rp 800 juta," kata Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi Hendry.

Ia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian Fort De Kock yang merupakan kuda satu-satunya aset Pemkot Bukittinggi meski dari dua pekan terakhir kuda ini mengalami gejala demam.

"Kematiannya sudah kami laporkan ke Wali Kota, selanjutnya akan dikubur yang dihadiri tim forensik dan laboratorium hewan. Beberapa bagian tubuh akan diambil untuk pemeriksaan," katanya.

Baca juga: 163 kuda pacu ikuti kejuaraan nasional pacuan kuda di Bantul

Baca juga: Berkuda - Jakarta juara umum pacu kuda

Menurutnya, Fort De Kock selalu rutin menjalani pemeriksaan kesehatan dengan dua tahun terakhir mengalami penurunan kekuatan fisik.

"Hasil labor terakhir HB kuda ini tinggi, terjadi juga pembengkakan di bagian kaki.Bahkan mendapatkan infus sebanyak dua botol," kata Hendry.

Kematian Fort De Kock menjadi kesedihan tersendiri dari mantan Wali Kota Bukittinggi Djufri yang langsung mendatangi kantor dinas pertanian.

"Tentu saya berduka dan saya yakini seluruh pecinta kuda pacu di Bukittinggi merasakan hal yang sama. Fort De Kock telah banyak mengharumkan nama Kota Bukittinggi dengan prestasi luar biasa dari keturunannya selama ini," kata Djufri.

Fort De Kock tercatat memiliki banyak keturunan yang berhasil menjadi juara balap kuda pacu di tingkat Sumatera Barat dan ikut berpartisipasi di kancah nasional.

"Kuda setinggi 170 ini bernilai Rp2,5 miliar jika dikalkulasikan dengan harga saat ini. Saya bersama rekan lain pecandu kuda kecewa dengan kematiannya, semoga ada lagi bibit pejantan tangguh kuda pacu dihadirkan di Bukittinggi," kata seorang peternak kuda di Bukittinggi Oskar Mentoih.*

Baca juga: Sebanyak 148 kuda se-Indonesia ikut Kejurnas Pacu Kuda di Bantul

Baca juga: Kejuaraan pacu kuda beri dampak positif bagi ekonomi warga Bukittinggi

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |