Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh orang tua atau filisida mayoritas pelakunya adalah ibu korban.
"Kalau kita melihat di Indonesia, di tahun 2024, untuk kasus filisida itu memang paling banyak pelakunya adalah ibu. Filisida maternal," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Baca juga: KPAI: Ibu bunuh diri usai racuni anak di Bandung filisida maternal
Ia menambahkan faktor pemicu terjadinya filisida, salah satunya adalah masalah ekonomi keluarga.
"Memang ini sebuah keprihatinan dan kami sangat berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan kepada masyarakat tentunya harus bisa melakukan pencegahan, terutama kalau persoalannya ekonomi," kata Diyah Puspitarini.
Kasus filisida maternal teranyar terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas gantung diri dan dua anaknya usia 9 tahun dan 11 bulan diduga diracun oleh ibunya di sebuah rumah kontrakan di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9).
Peristiwa tragis ini diketahui pertama kali oleh YS, suami EN yang baru pulang kerja pada Jumat (5/9) subuh.
Polisi juga menemukan sebuah surat wasiat yang ditinggalkan oleh korban, yang berisi penderitaan hidup dan kekesalan hati sang istri kepada suaminya.
Pada Agustus 2025, terjadi filisida maternal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Baca juga: Polisi: Pelaku pembunuhan dua anak kandung di Jember diduga depresi
Baca juga: Kasus filisida Kabupaten Bandung, KPAI koordinasi polisi dan pemda
Dua anak perempuan kakak beradik berusia 6 dan 3 tahun ditemukan tewas di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Sementara ibunya berinisial VM (31) ditemukan bersembunyi di dalam toilet portabel di sekitaran lokasi kejadian.
Kejadian tragis ini bermula ketika pada Rabu (30/7) pagi, VM membawa kedua anaknya ke tengah laut hingga keduanya tenggelam.
Namun VM terseret ombak hingga ke tepi pantai. Ia pun kemudian bersembunyi di dalam toilet.
Sore harinya, polisi menemukan VM dalam kondisi linglung.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.