KORMI buka peluang Pacu Jalur masuk Fornas setelah viral di dunia maya

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) membuka peluang masuknya Pacu Jalur sebagai salah satu cabang olahraga tradisional dalam Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) mendatang, menyusul viralnya atraksi budaya tersebut hingga mendapat sorotan internasional.

Wakil Ketua Umum KORMI Ibnu Riza Pradipto mengatakan fenomena Pacu Jalur yang mendadak viral menunjukkan besarnya potensi olahraga tradisional Indonesia untuk menjangkau generasi muda, sekaligus menjadi bagian dari diplomasi budaya di era digital.

“Menjelang Fornas tiba-tiba ada Pacu Jalur viral. Ini termasuk olahraga tradisional berbasis kreasi budaya. Bukan tidak mungkin, di Fornas berikutnya Pacu Jalur bisa dipertandingkan,” ujar Ibnu Riza saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan hingga saat ini KORMI menaungi sebanyak 105 cabang olahraga masyarakat, dan tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut terus bertambah seiring munculnya olahraga berbasis kearifan lokal dari berbagai daerah.

“Setiap provinsi punya olahraga tradisional masing-masing. Kami tidak menutup kemungkinan ke depan makin banyak yang masuk. Tapi untuk Fornas kali ini, Pacu Jalur memang belum masuk ke dalam agenda pertandingan,” kata Ibnu yang juga sebagai Ketua penyelenggara Fornas 2025.

Baca juga: Makna dan filosofi di balik gerakan Pacu Jalur Kuantan Singingi Riau

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KORMI Kemalsyah Nasution mengatakan meski belum menjadi bagian resmi dari KORMI, Pacu Jalur memiliki potensi kuat untuk masuk dalam struktur olahraga masyarakat nasional.

Namun, proses tersebut tetap harus melalui verifikasi yang ketat.

“Kami tidak bisa serta-merta memasukkan. Harus dilihat dulu bentuk pertandingannya, aturannya, keamanannya, dan bagaimana olahraga ini menyampaikan pesan kepada masyarakat. Minimal ada 10 provinsi yang mengembangkan sebelum bisa dipertandingkan secara nasional,” kata Kemalsyah.

Ia menambahkan esensi dari olahraga masyarakat bukan pada aspek kompetitif semata, melainkan pada partisipasi luas masyarakat lintas usia dan latar belakang.

“Kami selalu tekankan, olahraga masyarakat itu datang dari masyarakat. Tapi kadang pemahaman ini belum sampai ke pembuat kebijakan. Padahal olahraga prestasi itu piramidanya sempit, yang di bawah ini justru harus diperkuat terlebih dahulu,” katanya.

Kemalsyah mengatakan KORMI terbuka terhadap komunitas-komunitas olahraga baru selama memenuhi syarat administratif, teknis, serta memiliki regulasi pertandingan yang jelas.

“Kita verifikasi semuanya, mulai dari regulasi, jenis pertandingan, potensi bahayanya, dan lainnya. Karena ini juga menyangkut pertanggungjawaban,” ujarnya.

Pacu Jalur yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, saat ini tengah menjadi perbincangan luas di media sosial karena penampilan penari cilik di haluan perahu yang memikat perhatian warganet hingga ke mancanegara.

Fenomena ini bahkan menarik perhatian dari klub olahraga global dan para influencer internasional, sehingga menjadi momentum untuk memperkenalkan kembali olahraga tradisional Indonesia ke pentas dunia.

“Ini momentum besar. Kita punya 280 juta penduduk, potensi olahraga masyarakat kita luar biasa. Kita tidak perlu bergantung pada negara lain. Yang penting semua pihak bisa satu frekuensi dalam memahami peran strategis olahraga masyarakat,” ujar Kemalsyah.

Baca juga: Sejarah dan makna Pacu Jalur, tradisi riau yang viral via aura farming

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |