Kuala Lumpur (ANTARA) - Konsulat Republik Indonesia Tawau menangani seorang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang selamat dari insiden kapal tenggelam di Laut Sebatik, Malaysia.
Konsul RI Tawau Aris Heru Utomo dalam keterangan yang diterima di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan ABK itu bernama Rahmat (29 tahun) asal Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, yang bertugas di kapal pengangkut sembako.
Rahmat berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh seorang nelayan di perairan laut Sebatik, sekitar Batu Payung Tawau, pada Senin, sekitar pukul 11.00 waktu setempat (pukul 10.00 WIB).
Rahmat merupakan satu dari tiga orang ABK kapal pengangkut sembako yang berangkat dari Tawau dan kapalnya tenggelam di Pancang Putih perairan Tanjung Aru Sebatik pada Sabtu (19/7), sekitar pukul 20.30 waktu setempat.
Sebelum tenggelam, kapal bermuatan gula berjumlah 250 pak tersebut mengalami malfungsi pada mesin kapal dan kemudian dihantam ombak.
Seorang korban bernama Ariffin Nurman, warga Pinrang, Sulawesi Selatan, terlebih dahulu ditemukan dalam keadaan selamat sedang mengapung di perairan Tanjung Aru.
Ariffin diselamatkan kapal cepat penumpang Sadewata 02 Express tujuan Tarakan, kemudian dievakuasi ke Puskesmas Sungai Nyamuk untuk diberikan pertolongan pertama.
Sedangkan Rahmat adalah ABK kedua yang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
Seorang ABK lainnya bernama Hasim bin Hatta (35 tahun) warga Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, belum diketahui nasibnya dan masih dalam proses pencarian oleh Tim SAR gabungan.
Sejauh ini, katanya, pemilik kapal dan pemilik barang sembako masih belum diketahui secara pasti dan kerugian belum bisa diperkirakan.
Berdasarkan penuturan Rahmat, dirinya terapung selama 2 hari 2 malam (dari Sabtu malam hingga Senin siang), dan bertahan menggunakan satu jeriken kosong yang sengaja diikatkan di pergelangan tangan kiri, karena Rahmat tidak bisa berenang.
Selama terapung dan terhanyut di laut, beberapa kali Rahmat mengaku melihat perahu atau kapal yang melintas. Tapi karena hanya kepalanya yang berada di atas permukaan air laut, maka tidak ada satupun orang di atas perahu atau kapal yang melihat.
Barulah pada Senin, sekitar pukul 11.00, ketika tali dan jeriken yang diikatkan di tangan Rahmat putus dan terlepas, serta tubuhnya mulai tenggelam, tiba-tiba tubuhnya terdorong arus naik ke permukaan dan saat itulah tubuhnya terlihat oleh seorang nelayan dalam keadaan tidak berpakaian karena seluruh pakaiannya terlepas.
Rahmat akhirnya berhasil diselamatkan, kata Aris.
Rahmat kemudian diserahkan ke Polisi Perairan (Polis Marin) Tawau untuk ditindaklanjuti. Setelah melakukan pemeriksaan, Polis Marin kemudian menghubungi Konsulat RI Tawau.
Staf Teknis Kepolisian dan Pejabat Konsuler Konsulat RI Tawau segera menemui Pejabat Polis Marin dan Pejabat Polis Tawau untuk memastikan keberadaannya dan memberikan pelindungan yang diperlukan setelah mendapat kabar telah ditemukan seorang ABK kapal tenggelam di Laut Sebatik.
Setelah melakukan pendataan yang diperlukan, oleh Konsulat RI Tawau dan Polis Marin, Rahmat dibawa ke Rumah Sakit Daerah Tawau untuk mendapatkan perawatan medis dan memulihkan tubuhnya yang sangat lemah.
Pada Senin malam sekitar pukul 20.00, Aris mengatakan telah menjenguk Rahmat di rumah sakit bersama Pejabat Konsuler Calderon Dalimunthe. Kondisi ABK asal Sebatik, Nunukan, itu dalam keadaan normal.
Rahmat akan dirawat beberapa hari di rumah sakit sampai tubuhnya pulih kembali dan oleh dokter dinyatakan layak untuk berpergian.
Rencananya, kata Aris, setelah Rahmat pulih, yang bersangkutan akan dikembalikan ke Nunukan melalui Pelabuhan Tawau dengan didampingi staf Konsulat RI Tawau dan pihak terkait.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.