Mataram (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkuat protokol keselamatan wisata dan olahraga menyusul insiden meninggalnya R. Haryo Wijoseno (RHW), atlet cabang olahraga Gateball asal Sleman, Yogyakarta, saat berwisata di perairan Gili Trawangan.
"Kita kehilangan seorang sahabat, duta olahraga rekreasi, dan tamu kehormatan dari Yogyakarta. Saudara R. Haryo Wijoseno (RHW) adalah bagian dari semangat kebersamaan yang dibangun lewat Fornas. Atas nama masyarakat Lombok dan sebagai pimpinan Komisi X DPR RI, kami menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga almarhum dan seluruh kontingen peserta dari Yogyakarta," ujar Lalu Hadrian Irfani dalam pernyataan resmi di Mataram, Kamis.
Menurutnya, kejadian tersebut seharusnya menjadi refleksi kolektif atas pentingnya penguatan standar keselamatan dalam setiap rangkaian kegiatan berskala nasional, khususnya yang bersinggungan langsung dengan pariwisata alam, seperti snorkeling, pendakian, atau aktivitas luar ruang lainnya.
Baca juga: Kontingen Fornas VIII 2025 mulai tiba di NTB
"Belum genap sebulan kita juga dikejutkan dengan kabar duka wafatnya wisatawan asal Brasil saat mendaki Gunung Rinjani. Dua kejadian ini tidak bisa kita anggap sebagai insiden biasa. NTB sebagai destinasi wisata unggulan nasional harus menjadikan keselamatan dan mitigasi risiko sebagai prioritas utama, bukan sekadar pelengkap brosur promosi," ucap anggota DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Lombok itu.
Ia mengingatkan pentingnya menanamkan nilai spiritualitas dalam setiap momentum besar seperti Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas).
"Saya sangat menyayangkan kegiatan akbar ini tidak diawali dengan doa bersama lintas agama yang terkoordinasi secara resmi. Padahal, spiritualitas adalah fondasi dari keselamatan kolektif. Kegiatan olahraga, apalagi yang melibatkan ribuan orang lintas daerah, perlu dimulai dengan ketundukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini bukan hanya simbolis, tapi bagian dari kesadaran etis dan budaya kita sebagai bangsa," katanya.
Lalu Hadrian mendorong evaluasi menyeluruh terhadap SOP pengamanan dan kesehatan di destinasi wisata yang dikunjungi peserta Fornas. Selain itu Selain itu, lanjutnya, perlu penyusunan protokol terpadu antara dunia olahraga dan sektor pariwisata, terutama untuk kegiatan luar ruang.
Baca juga: Dinsos Mataram intensifkan pengawasan PMKS selama Fornas
Kemudian ia menyoroti investasi lebih serius dalam medical tourism readiness, termasuk fasilitas pertolongan pertama dan komunikasi cepat antar instansi di kawasan destinasi wisata, serta standar pelatihan operator wisata air dan pemandu wisata sesuai sertifikasi keselamatan nasional.
Sebagaimana diketahui satu peserta Fornas VIII Tahun 2025 asal kontingen Yogyakarta berinisial RHW (64) meninggal dunia di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, pada Kamis (24/7).
Sebelum meninggal, korban sempat melakukan kegiatan snorkeling dekat pantai Gili Meno. Sekitar lima menit korban sudah tidak sadarkan diri dan dilakukan upaya pertolongan (CPR) di TKP oleh rekan korban.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.