Kliring Berjangka Indonesia perkuat stabilitas pasar berjangka

4 weeks ago 16
Kami telah mengantisipasi gejolak ini dengan memperkuat pemantauan operasional atas pemenuhan margin secara real time

Jakarta (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI), anggota Holding BUMN Danareksa yang bergerak di bidang usaha Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi, memperkuat stabilitas pasar berjangka menghadapi eskalasi perang dagang tahun 2025.

“Kami telah mengantisipasi gejolak ini dengan memperkuat pemantauan operasional atas pemenuhan margin secara real time menggunakan Intra Day Margin setiap dua jam sekali,” kata Direktur Utama PT KBI Budi Susanto dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Budi menuturkan dalam Perdagangan Berjangka Komoditi (Futures Trading), fluktuasi harga yang kini sedang terjadi merupakan sebuah peluang baik yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri.

Dampak langsung atas fluktuasi harga tersebut adalah peningkatan transaksi emas Loco London. Hal ini turut mencerminkan kepercayaan investor terhadap instrumen safe-haven di tengah ketidakpastian pasar.

“PT KBI dalam hal ini akan terus berkomitmen menjadi penopang stabilitas sistem keuangan melalui mekanisme kliring yang transparan, responsif, dan terpercaya,” ujarnya.

Kebijakan tarif impor resiprokal yang diumumkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada awal April 2025 telah memicu gejolak signifikan pada pasar komoditas global, terutama pada komoditas strategis seperti emas.

Sebagai lembaga kliring untuk perdagangan berjangka, PT KBI mencatat lonjakan volume transaksi komoditas strategis di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Kebijakan tarif impor AS sebesar 32 persen untuk Indonesia dan hingga lebih dari 100 persen untuk produk tertentu dari China telah mengganggu rantai pasok global, mendorong investor beralih ke aset safe-haven seperti emas dan komoditas fisik.

Menurut data terkini yang terpantau di pasar Indonesia selama periode kuartal I-2025, volume transaksi emas LocoLondon di Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) secara keseluruhan meningkat 20,2 persen secara year on year (yoy) dengan total 1,491,864 lot dibanding 1,240,323 lot pada kuartal I-2024.

Faktor pendorong atas data tersebut adalah ketidakpastian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga permintaan lindung nilai (hedging) dari pelaku industri.

Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan unik berupa "Currency-Commodity Double Squeeze,” di mana kenaikan harga emas dipicu permintaan safe-haven global dan penguatan dolar AS terhadap rupiah. Kombinasi ini meningkatkan tekanan inflasi dan biaya impor di berbagai sektor industri.

Untuk merespons hal itu, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar offshore (non deliverable forward/NDF) guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.

Intervensi di pasar offshore dilakukan Bank Indonesia secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York.

BI juga melakukan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.

Selain itu, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar 157,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat dibandingkan posisi pada akhir Februari 2025 sebesar 154,5 miliar dolar AS.

Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Selanjutnya, PT KBI terus berkoordinasi dengan otoritas terkait, termasuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memitigasi risiko sistemik di pasar berjangka. Upaya ini sejalan dengan misi BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berdaya saing global.

Baca juga: BEI gandeng MSCI kenalkan kontrak berjangka indeks asing

Baca juga: KBI perluas usaha dengan masuk ekosistem resi gudang

Baca juga: Kliring Berjangka Indonesia genjot efisiensi proses bisnis

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |