Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama Pemerintah Kota Jakarta Utara siap mendukung ratusan sekolah di wilayah setempat menerapkan prinsip Sekolah Adiwiyata terkait pendidikan lingkungan hidup di satuan pendidikan, termasuk pengelolaan sampah.
Dalam arahan di acara deklarasi komitmen di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa, Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan Program Sekolah Adiwiyata merupakan wadah strategis untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: Menteri LH ajak santri jadi panutan pengelolaan sampah
"Kita semua yakin dan percaya, kita mampu berubah, mengubah melalui pendidikan kita," kata Menteri Hanif.
Dia mengatakan perubahan dapat diwujudkan mulai dari sekolah-sekolah di wilayah itu, dengan 789 unit SD, SMP, SMA dan SMK mampu berperan penting dalam menyukseskan Jakarta Utara menjadi percontohan nasional untuk pengelolaan sampah.
Secara khusus dia meminta kepada kepala sekolah yang menghadiri deklarasi tersebut agar pernyataan komitmen itu tidak hanya sekedar menjadi seremoni, tapi juga terimplementasikan di lingkungan sekolah demi menjadi pelopor perubahan, terutama dalam pengelolaan sampah.
Termasuk menerapkan praktik pengurangan, menggunakan kembali dan daur ulang atau reduce, reuse, recylce (3R), juga aksi menghemat energi dan air serta menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.
Langkah itu diperlukan, mengingat sampah saat ini sudah menjadi masalah nasional yang harus diselesaikan. Secara khusus di wilayah Jakarta yang setiap harinya menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah yang berakhir ditumpuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Baca juga: Wamen LHK sebut baru 10 persen sekolah di Indonesia raih Adiwiyata
Baca juga: Wamen LHK: Jumlah sekolah Adiwiyata naik 30,43 persen dari tahun lalu
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara Fredy Setiawan menyatakan dalam kegiatan tersebut hadir 300 kepala sekolah di Jakarta Utara yang menjadi calon sekolah penggerak Adiwiyata. Mereka disiapkan untuk mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Nasional.
Sejauh ini, jelasnya, 25 sekolah sudah masuk dalam tingkat Kota, 12 sekolah tingkat Provinsi, 10 sekolah untuk Nasional dan predikat Mandiri yang dimiliki 4 sekolah.
"Pada 17 Februari 2025, Jakarta Utara diberikan mandat oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai percontohan nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan Indonesia, saya yakin dengan deklarasi ini 300 sekolah yang hadir di sini langsung menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat kota yang disiapkan untuk tingkat nasional," ujarnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.