KKP ungkap upaya atasi Cs-137 sehingga kembalikan kepercayaan AS

2 hours ago 2
AS masih menjadi tujuan utama ekspor udang dengan pangsa 63,1 persen dari total ekspor udang Indonesia.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membeberkan langkah strategis mengembalikan kepercayaan Amerika Serikat (AS) terhadap udang Indonesia pasca-temuan Cesium-137, melalui kolaborasi lintas lembaga nasional dan internasional guna menjaga eksistensi ekspor perikanan di level global.

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu) KKP Ishartini mengungkapkan, awalnya pihaknya menerima notifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA), pada 19 Juli 2025 terkait temuan Cesium-137 pada satu kontainer udang asal Indonesia.

"Kemudian kami langsung maraton. Hari besoknya kami langsung mengadakan rakor (rapat koordinasi), baik itu dengan USFDA, kemudian dengan embassy (Kedutaan Besar) Amerika Serikat di sini," kata Ishartini dalam jumpa pers Perkembangan Penanganan Isu Cesium-137 pada Produk Udang Indonesia, di Jakarta, Kamis.

Menindaklanjuti laporan tersebut, KKP langsung menggelar rapat koordinasi bersama USFDA, Kedutaan Besar AS di Jakarta, serta melibatkan sejumlah pakar dari perguruan tinggi untuk menyusun langkah teknis dan diplomatik terpadu.

KKP juga segera berkoordinasi dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebagai lembaga yang berwenang menangani aspek keselamatan nuklir, guna memastikan pendekatan ilmiah dan pengawasan sesuai standar internasional.

Langkah cepat itu menghasilkan rencana analisis, inspeksi bersama, serta pelatihan teknis bagi petugas KKP untuk melakukan proses pemindaian, pengambilan sampel, dan pengujian laboratorium terhadap produk udang di berbagai daerah.

Lalu, pada 14 Agustus 2025, AS mengeluarkan import alert pertama terhadap produk udang Indonesia, yang direspons cepat KKP dengan melakukan pemeriksaan bersama dan komunikasi intensif dengan otoritas terkait di AS.

Selanjutnya, pada 3 Oktober 2025, import alert kedua diterbitkan yang mencantumkan daftar merah dan kuning, mendorong KKP memperkuat diplomasi teknis agar ekspor udang tetap bisa berlanjut ke pasar AS.

Melalui komunikasi aktif dengan USFDA, KKP berhasil menyepakati prosedur operasional standar terkait mekanisme yellow list, sehingga ekspor udang Indonesia tetap berjalan dengan pengawasan yang lebih ketat namun terukur.

Puncaknya, pada 9 Oktober 2025, Indonesia resmi ditetapkan sebagai Certifying Entity, yang berwenang melakukan sertifikasi, pengawasan, dan verifikasi keamanan produk udang sebelum diekspor ke AS.

Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan setelah penetapan tersebut, KKP bersama Bea Cukai, Bapeten, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil melepas ekspor perdana udang Indonesia kembali ke AS pada 31 Oktober 2025.

Ekspor udang tersebut telah dilakukan secara bertahap dengan rincian dua kontainer dilepas pada 31 Oktober 2025, menyusul dua kontainer pada 1 November, lalu kembali diekspor dua kontainer pada 3 November, kemudian satu kontainer dilakukan pada 4 November 2025.

KKP menegaskan keberhasilan itu menunjukkan efektivitas koordinasi lintas lembaga dalam menerapkan sistem pengawasan terpadu yang meliputi penyediaan alat deteksi, pengujian laboratorium, penyusunan SOP, serta pelatihan petugas di berbagai wilayah.

"Kami lakukan koordinasi sangat intensif, kontainer sebelum berangkat sudah di-scanning, sudah di tes lab-nya. Lalu setelah masuk kontainer, sebelum berangkat pun terakhir diperiksa di RPM (Radiation Portal Monitor) di pelabuhan, kemarin di Terminal III Pelabuhan Tanjung Priok," kata Ishartini lagi.

KKP mencatat lima negara tujuan utama ekspor perikanan Indonesia selama Januari-September 2025, yakni AS dengan nilai ekspor 1.495,94 juta dolar AS; disusul China 812,76 juta dolar AS; negara kawasan ASEAN 711,99 juta dolar AS; Jepang 448,29 juta dolar AS; lalu Uni Eropa 331,32 juta dolar AS.

Sementara dari sisi komoditas, udang masih menjadi komoditas utama ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar 1.397,23 juta dolar AS.

AS masih menjadi tujuan utama ekspor udang dengan pangsa 63,1 persen dari total ekspor udang Indonesia. Diikuti tuna-cakalang-tongkol (763,51 juta dolar AS), lalu cumi-sotong-gurita (574,75 juta dolar AS), disusul rajungan-kepiting (377,65 juta dolar AS), dan rumput laut (233,86 juta dolar AS).

Baca juga: KKP tegaskan ekspor udang tetap meningkat meski ada isu Cs-137

Baca juga: KKP targetkan 200 kontainer udang diekspor ke AS pasca-isu Cs-137

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |