AGTI siap dukung pemerintah berikan pelatihan kerja tekstil dan garmen

3 hours ago 3
Kuotanya 15 persen dari total karyawan di setiap perusahaan. Ini peluang besar mencetak tenaga kerja siap pakai sesuai kebutuhan industri

Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA) - Asosiasi Garmen dan Tekstil Indonesia (AGTI) menyatakan siap mendukung pemerintah dalam menyediakan pelatihan kerja untuk meningkatkan daya saing sektor tekstil dan garmen nasional.

Untuk mewujudkan dukungan itu, AGTI telah melakukan audiensi dengan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli untuk membahas penguatan kerja sama strategis antara pemerintah dan industri.

Ketua Umum AGTI Anne Patricia Sutanto dalam keterangan diterima di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, menuturkan, pihaknya berkomitmen mendukung berbagai inisiatif Kementerian Ketenagakerjaan, khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program magang dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.

“Program magang dari Kemenaker harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kuotanya mencapai 15 persen dari total karyawan di setiap perusahaan. Ini peluang besar untuk mencetak tenaga kerja siap pakai yang sesuai kebutuhan industri,” ujar Anne.

Selain program magang, pertemuan juga membahas penyusunan kurikulum berstandar kompetensi nasional yang akan disusun secara kolaboratif antara dunia industri, akademisi dan pemerintah.

Upaya ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar global.

Anne menambahkan AGTI juga mendorong pembentukan Productivity Center di berbagai Balai Latihan Kerja (BLK), antara lain di Serang, Bekasi, Solo, Bandung dan Semarang, yang ditargetkan dapat menjadi pusat peningkatan keterampilan dan efisiensi bagi tenaga kerja sektor tekstil dan garmen.

AGTI pun menyampaikan rencana untuk mengajukan simplifikasi dan pemangkasan biaya perizinan yang terkait langsung dengan beberapa kementerian, termasuk Kemenaker, Kemendag, Kemenperin dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Tujuan dari usulan ini adalah memperkuat ekosistem industri tekstil dan produk tekstil (TPT) agar lebih efisien dan kompetitif.

"Dalam rangka meningkatkan daya saing seiring dengan multilateral dan bilateral perjanjian dagang yang sudah efektif maupun yang akan efektif seperti perjanjian dagang EU Indonesia dan Indonesia Canada FTA CEPA maka kami sangat optimisme di industri ini,"jelasnya.

Anne juga menyampaikan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industrinya. Justru, kata dia, banyak perusahaan yang menambah kapasitas produksi, merekrut tenaga kerja baru, bahkan membuka pabrik baru.

“Artinya, industri tekstil dan garmen Indonesia terus tumbuh dan bergerak maju,” tutur Anne.

Baca juga: Temui Purbaya, AGTI sampaikan peta jalan perlindungan industri tekstil

Baca juga: DEN: 27 pabrik baru akan dibuka di Jateng pada sektor garmen-alas kaki

Baca juga: Impor pakaian jadi meningkat, Kemenperin perkuat industri garmen lokal

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |