Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia Davao City menghadiri upacara Tulude, sebuah upacara sakral masyarakat Sangihe-Talaud di Sekolah Indonesia Davao (SID) Filipina di Kota Davao pada Rabu (26/2) sebagai dukungan terhadap kearifan lokal Nusantara.
"Saya sangat bangga dengan murid murid SID yang masih menghormati adat istiadat leluhurnya yang mempunyai nilai nilai spiritual dan kerja sama yang sangat kental. Semua itu sangat berguna bagi kehidupan berbangsa," ujar Yanti Silalahi, PJ Fungsi Pensosbud KJRI Davao City dalam rilis KJRI pada Rabu.
Menurut Yanti ini kali pertama ada upacara Tulude di kota Davao.
Sementara itu, Wakil Kepala SID, Moh. Heru Santoso, yang mewakili Plt Kepala SID mengatakan bahwa kegiatan Tulude ini merupakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilakukan secara sistim blok yang melibatkan semua siswa.
“Kami tidak ingin murid murid kami kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang harus mengerti, menghargai, serta mengembangkan adat istiadat, apalagi Tulude ini mempunyai nilai-nilai rasa syukur kepada Tuhan YME, serta nilai kerja sama dan gotong royong yang kental sekali” ujarnya.
Tulude yang berasal dari kata Suhude berarti “melepaskan”, “meluncur ke bawah”, yang kemudian mengalami perluasan arti menjadi menolak, yang secara umum merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat Nusa Utara yang telah melewati tahun sebelumnya, dan siap sedia untuk menghadapi tahun yang akan datang dengan penuh rasa suka cita.
Upacara Tulude yang biasanya dilakukan pada akhir Januari, diawali dengan iring-iringan pembawa “Tamo”, sebuah kue berbentuk seperti gunung, yang terbuat dari beras ketan menuju tempat upacara.
Setelah “Tamo” berada di tempat upacara, maka seorang yang dituakan (kepala suku yang diperankan oleh Rukisno kelas X)) memotong “Tamo” sambil membaca doa dalam bahasa Sangihe untuk kemudian dibagikan kepada peserta upacara.
“Tamo” atau “Dododle” yaitu Bahasa Sangihe untuk dodol melambangkan rasa syukur kepada Tuhan YME, yang telah memberikan keberkahan hidup dan kesejahteraan kepada umatnya dengan hasil bumi yang melimpah.
Tulude juga melambangkan kerja sama masyarakat dimana semua kegiatan berasal dari masyarakat, dikerjakan oleh masyarakat, dan untuk kegembiraan masyarakat bersama.
Acara diakhiri dengan masemper atau empat wayer (menari bersama) seluruh peserta Tulude 2025.
Baca juga: Sekolah Indonesia Davao buat busana dari barang bekas pada hari guru
Baca juga: KJRI Davao gelar perkemahan anggota baru Pramuka
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025