Kisah penjaga perbatasan negeri gagalkan penyelundupan manusia

1 month ago 22

Jakarta (ANTARA) - Di perbatasan yang sunyi antara Indonesia dan Malaysia, pagi hari sering datang lebih awal dari biasanya.

Kabut tipis menyelimuti jalanan kecil menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, dan udara terasa lebih berat dari sekadar embusan angin hutan tropis.

Di tempat yang jauh dari sorotan kamera dan gemerlap kota besar ini, negara dijaga dengan mata yang tak pernah tidur dan dedikasi yang tidak selalu terdengar.

Fahrul Husaini dan Chandra Dinata, dua petugas imigrasi yang hari itu bertugas, tahu benar seperti apa rasanya berada di garis terdepan. Mereka bukan pahlawan berseragam dalam film aksi, bukan pula tokoh terkenal yang dielu-elukan publik.

Namun hari itu, mereka menjadi perisai pertama yang melindungi martabat negara dari ancaman yang tak terlihat, salah satunya soal penyelundupan manusia.

Tugas di perbatasan bukan sekadar memeriksa paspor atau menyambut pelintas batas. Bagi Fahrul dan Chandra, pekerjaan ini adalah soal kemanusiaan dan tanggung jawab.

Setiap wajah yang harus diperiksa mereka sadari benar, bukan hanya dokumen perjalanan. Di baliknya ada cerita penderitaan, sesuatu yang membahagiakan, harapan, atau bahkan jebakan.

Ia harus belajar untuk mengasah kepekaan karena sekali saja mereka lengah, nyawa manusia bisa terperangkap dalam jaringan perdagangan gelap yang tak kenal belas kasihan.

Hari itu, operasi rutin keimigrasian berubah menjadi momen yang akan selalu mereka ingat. Awalnya semua tampak biasa, yang tampak antrean warga negara Indonesia yang hendak melintas ke negeri jiran.

Namun ada sesuatu yang tidak sesuai dengan naluri mereka. Beberapa orang tampak canggung saat diwawancarai, dan jawaban mereka terasa seperti hafalan.

Pengalaman bertahun-tahun membuat Fahrul tahu ada yang tidak beres. Ia memberi isyarat kepada Chandra untuk memperdalam pemeriksaan.

Intuisi itu penting di lapangan dan itu disadari benar oleh Chandra. Prosedur memang harus dijalankan, tapi terkadang, yang menyelamatkan nyawa justru kepekaan saat membaca situasi.

Pemeriksaan lebih lanjut membuka tabir yang mencengangkan. Mereka menemukan indikasi bahwa sejumlah warga hendak diberangkatkan secara ilegal ke luar negeri melalui jalur darat.

Modusnya halus, dokumen tampak lengkap, tujuan perjalanan terdengar wajar. Namun setelah ditelusuri lebih dalam, jaringan di baliknya ternyata merupakan bagian dari sindikat penyelundupan manusia yang sudah lama diincar aparat.

Fahrul dan Chandra bergerak cepat. Mereka mengamankan para korban potensial dan membawa pihak yang diduga terlibat ke ruang pemeriksaan.

Dalam hitungan jam, upaya penyelundupan manusia berhasil digagalkan. Rasanya lega sekali, baik bagi Fahrul maupun Chandra. Bukan hanya karena keduanya berhasil menjalankan tugas, tapi karena mereka tahu mereka telah mencegah tragedi besar dalam kehidupan sejumlah orang.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |