Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut membaiknya kinerja ekspor didorong oleh meningkatnya harga komoditas, seperti besi baja, logam mulia, serta minyak kelapa kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan ekspor Indonesia pada Mei 2025 mencapai 24,61 miliar dolar AS, tumbuh 18,66 persen dibanding April 2025 dan tumbuh 9,68 persen dibanding Mei 2024. Kenaikan ini terutama didorong ekspor nonmigas yang naik 20,07 persen, meskipun ekspor migas turun 4,99 persen.
"Kinerja ekspor membaik seiring meningkatnya harga komoditas utama seperti besi baja, logam mulia, serta naiknya permintaan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan nikel. Normalisasi perdagangan pasca libur Idul fitri juga turut mendorong ekspor," ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: 60 juta produk lokal tembus pasar global lewat program ekspor Shopee
Ia menyebut, sektor industri pengolahan mendominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi 84,07 persen, disusul pertambangan dan lainnya (13,23 persen), serta pertanian (2,70 persen).
Secara bulanan, ekspor pertanian naik 32,16 persen, industri pengolahan naik 23,89 persen, sementara pertambangan turun 1,14 persen.
Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Mei 2025 yakni logam mulia dan perhiasan/permata yang naik 86,30 persen; lemak dan minyak hewan/nabati 42,08 persen; serta mesin dan peralatan mekanis 39,35 persen.
Baca juga: Peningkatan permintaan dari India tingkatkan harga CPO
Dilihat dari negara tujuan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi tiga pasar utama ekspor nonmigas dengan nilai total 9,81 miliar dolar AS, atau 41,75 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.