Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis ekonomi pesantren kian tangguh usai dikukuhkannya 16 anggota Tim Penguatan dan Pengembangan Ekosistem Pesantren (Eko-Tren) One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur masa bakti 2025–2030.
“Ini struktur kepengurusan baru untuk membangun penguatan dan pengembangan Eko-Tren OPOP di Jawa Timur,” ujar Gubernur Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis.
Khofifah menyampaikan optimismenya bahwa kepengurusan baru akan memperkuat tiga pilar utama ekosistem OPOP, yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sociopreneur, sehingga dapat menjadikan pesantren lebih tangguh secara ekonomi.
“Insya Allah masa depan Eko-Tren OPOP semakin kuat, semakin meluas, dan semakin memberikan kemanfaatan besar,” ucap mantan Menteri Sosial tersebut.
Menurut dia, Eko-Tren OPOP merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong ekonomi berbasis pesantren guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Khofifah juga mengungkapkan posisi Indonesia dalam laporan State of the Global Islamic Economy 2024 yang menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi dari 81 negara dengan ekosistem ekonomi syariah terkuat.
“Ini membanggakan sekaligus menjadi tantangan bagi kita agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetapi juga menjadi produsen produk halal,” katanya.
Dalam konteks ini, Khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki Indonesia sebagai pusat industri halal global, termasuk melalui program Eko-Tren OPOP.
“Tujuan dari Eko-Tren OPOP adalah untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produk halal yang dihasilkan pesantren,” ujarnya.
Ia juga menyoroti potensi digital ekonomi syariah di Indonesia yang semakin tumbuh, dibuktikan dengan masuknya tiga start-up asal Indonesia dalam daftar 30 Digital Islamic Economy Startup 2024, yaitu Fintech Hijra, Kitabisa, dan Evermos.
Lebih lanjut, Khofifah menekankan peran strategis pesantren di Jawa Timur sebagai bagian dari visi “Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara”, terutama dalam mengembangkan ekonomi berbasis pesantren untuk wilayah Indonesia bagian timur.
“Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat,” katanya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025