Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto menilai kenaikan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perceptions Index (CPI) Indonesia dari 34 pada 2023 menjadi 37 pada 2024 adalah bukti kepercayaan publik kepada pemerintah dan KPK.
"Saya yakin bahwa meskipun pengaruhnya kecil tapi sedikit banyak itu menimbulkan sebuah kepercayaan diri untuk bangsa Indonesia, untuk pemerintah, khususnya untuk KPK," kata Setyo dalam peluncuran CPI 2024 oleh Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Eks penyidik KPK yakin Prabowo bisa tingkatkan Indeks Persepsi Korupsi
Setyo mengatakan ada berbagai faktor yang membentuk IPK tersebut, yakni pemberantasan korupsi yang terdiri dari pencegahan dan penindakan, dan tentunya kenaikan IPK tersebut itu perlu disyukuri.
"Tentu kita semua mensyukuri bahwa ada perbaikan dari tahun sebelumnya. Meskipun dengan segala sesuatu mungkin penyampaian itu dipengaruhi adanya satu sisi yang berpengaruh terhadap peningkatan ini," ujarnya.
Setyo mengatakan KPK juga sistem penilaian pemberantasan korupsi, yakni Survei Penilaian Integritas (SPI) dan Monitoring Center of Prevention (MCP).
Setyo juga optimistis dengan arah pemberantasan korupsi Indonesia berkat komitmen pemerintah saat ini terhadap pemberantasan korupsi.
"Saya meyakini bahwa dengan statemen Presiden Indonesia dari mulai pada saat penyumpahan beliau di Senayan, kemudian dalam rapat intern juga beliau menyampaikan ketegasan tentang masalah pemberantasan korupsi," tuturnya.
Skor IPK Indonesia mencapai angka tertingginya pada 2019 dengan skor 40, kemudian 37 pada 2020, 38 pada 2021, 34 pada 2022 dan 34 pada 2023.
Baca juga: KPK sebut perbaikan indeks persepsi korupsi butuh kolaborasi
Baca juga: Jubir KPK: Penurunan IPK tanggung jawab banyak pihak
Baca juga: Anggota DPR: Ambil hikmah dari penurunan indeks persepsi korupsi
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025