Ketua FKUB Sulteng: Keberagaman anugerah dari Tuhan

5 hours ago 3
Keberagaman suku, agama budaya dan bahasa menjadi identitas bangsa

Palu (ANTARA) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) Zainal Abidin mengatakan keberagaman suku, agama, budaya dan bahasa harus terus dirawat sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

"Keberagaman suku, agama budaya dan bahasa menjadi identitas bangsa," kata Zainal di Palu, Sabtu.

Ia mengemukakan, perbedaan tidak boleh dijadikan penghalang, justru harus dijadikan semangat dalam merawat kerukunan dan toleransi.

FKUB Sulteng dalam mengimplementasikan itu semua melalui program prioritas yang diusung, yakni peningkatan kerukunan antar umat beragama, moderasi beragama, dan pencegahan radikalisme serta terorisme.

Baca juga: Gubernur NTT: Sekolah harus bebas kekerasan anak dan perempuan

Peningkatan kerukunan dimulai dari silaturahmi dengan pimpinan dan tokoh lintas agama, kemudian muhibbah kerukunan atau mengunjungi tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB.

"Pada program triwulan ke tiga, kami juga akan melaksanakan kemah pemuda lintas agama. Rencanannya akan dilaksanakan di wilayah perbatasan antara Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, yang mana salah satu bentuk kegiatannya nanti penguatan kepedulian terhadap lingkungan dan penanaman pohon," ujarnya.

Guru Besar UIN Datokarama itu menekankan bahwa keberagaman ini adalah kekuatan, bukan kelemahan sehingga perlu dijaga keberlangsungannya.

Ia juga mengajak para tokoh lintasan agama konsisten mengampanyekan slogan "BahagiaBeragama" untuk mempromosikan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Baca juga: Kalteng gelar Halalbihalal Kebangsaan sebagai perwujudan Huma Betang

Inti pesan dari BahagiaBeragama, yakni kebahagiaan sejati dapat diraih ketika umat beragama mampu hidup berdampingan dengan penuh toleransi dan saling menghormati.

Di era globalisasi dan disrupsi digital, tantangan terhadap toleransi dan kerukunan semakin kompleks, maka FKUB berkomitmen menjaga kedamaian, kerukunan antar umat beragama guna memperkuat hubungan yang harmonis.

"Banyaknya perbedaan, potensi munculnya intoleransi, radikalisme, hingga polarisasi sosial sangat besar. Salah paham bisa muncul hanya karena perbedaan bahasa atau budaya. Oleh sebab itu masyarakat harus saling memahami satu sama lain," tutur Zainal.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, Undang Undang Dasar (UUD) 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan dalam menjaga persatuan dan keharmonisan bangsa.

Baca juga: Ikadi: Tradisi Syawal bukti keberagaman budaya masyarakat Indonesia

FKUB Sulteng juga telah membentuk kader pelopor kerukunan dunia maya melibatkan pemuda lintas agama sebagai salah satu program forum tersebut.

“Empat Pilar ini harus benar-benar dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang akan menjadi penguat kita di tengah perubahan zaman dan berbagai tantangan bangsa ke depan,” kata dia.

Baca juga: ASEAN ingin partisipasinya di Osaka Expo tunjukkan keberagaman

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |