Ketua DPR harap posyandu di desa lebih proaktif jangkau masyarakat

4 weeks ago 11

Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap petugas pos pelayanan terpadu (posyandu) di setiap desa dapat lebih proaktif dalam menjangkau masyarakat desa yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

"Kami berharap tim-tim posyandu yang harusnya ada di setiap desa dan ada di setiap kelurahan bisa lebih proaktif untuk bisa meninjau, melihat apa semua warganya kalau memang kemudian membutuhkan di cek kesehatannya," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikannya merespons kasus seorang balita perempuan berinisial R (4) di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia karena menderita cacingan.

Selain tim posyandu, Puan berharap para Ketua Rukun Tetangga (RT) hingga Rukun Warga (RW) melakukan peninjauan terhadap warga di pemukimannya yang sekiranya membutuhkan layanan kesehatan.

Termasuk, membantu mengurus kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga bila perlu melaporkan temuan kasus kepada instansi yang lebih tinggi.

"Dan melaporkan kalau kemudian dibutuhkan cek kesehatan dan kalau juga dibutuhkan mungkin diperlukannya kartu BPJS, dan dilaporkan ke pemerintahan atau pemda tempatnya," katanya.

Selain aspek kesehatan, Puan menyoroti pula perlu dilakukannya evaluasi penyaluran bantuan sosial (bansos) agar tepat sasaran sehingga penerima manfaat merupakan golongan masyarakat yang betul-betul membutuhkan.

"Ini juga menjadi satu hal yang harus kita evaluasi bersama bahwa mungkin masih ada di wilayah-wilayah tertentu yang program-program sosial yang harusnya didapatkan oleh rakyat yang membutuhkan, tapi kemudian belum mendapatkan," tuturnya.

Untuk itu, Puan berharap dengan sikap proaktif segenap pemangku kepentingan dan perangkat desa maka kejadian pilu seperti yang menimpa balita di Sukabumi itu tak akan terjadi di desa-desa lainnya di Indonesia.

"Jadi Ketua RT, Ketua RW, Kemudian Posyandu, Pemda saya harapkan ini jangan terjadi lagi dimana pun, lebih proaktif untuk melihat rakyatnya, warga yang ada di wilayahnya," kata dia.

Sebelumnya, seorang balita perempuan berinisial R (4) dibawa ke RSUD di Sukabumi pada 13 Juli 2025, karena menderita cacingan.

Saat dalam penanganan, tiba-tiba keluar cacing dari hidung balita tersebut.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa R menderita askariasis, yakni infeksi akibat cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang.

Ibu dari balita tersebut diduga mengalami masalah mental sehingga kesulitan memberikan pengasuhan, sedangkan ayah R menderita tuberkulosis (TB).

Selain itu, keluarga tidak memiliki Kartu Keluarga dan kepesertaan BPJS Kesehatan sehingga tidak bisa mengakses layanan kesehatan. Balita tersebut kemudian meninggal pada 22 Juli 2025.

Baca juga: Dasco minta Polri syaratkan pelunasan royalti sebelum izinkan konser

Baca juga: Puan harap Hakim MK baru bawa sinergi-koordinasi DPR dan MK lebih baik

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |