Kepala keuangan ASEAN Plus 3 peringatkan proteksionisme pasca tarif AS

3 hours ago 2

Milan (ANTARA) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) plus Jepang, China dan Korea Selatan, Minggu (4/5), memperingatkan tentang potensi dampak ekonomi global dari kebijakan perdagangan proteksionis, menyusul pengumuman tarif impor yang lebih tinggi oleh Presiden AS Donald Trump.

"Meningkatnya proteksionisme perdagangan membebani perdagangan global, yang mengarah pada fragmentasi ekonomi, yang memengaruhi perdagangan, investasi, dan arus modal di seluruh kawasan," kata para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN Plus Tiga.

Hal itu disampaikan dalam sebuah pernyataan yang diadopsi ketika mereka bertemu di sela-sela pertemuan tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) di Milan, Italia.

Pernyataan negara-negara ASEAN Plus Tiga, yang tidak menyebut nama Amerika Serikat, juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan, bebas, adil dan "transparan."

Selain tarif berbasis sektoral, termasuk pada mobil, Trump mengumumkan tarif "timbal balik" pada awal April, yang akan memberikan pukulan berat bagi banyak ekonomi Asia yang bergantung pada ekspor.

Anggota ASEAN seperti Kamboja dan Vietnam, menghadapi pungutan AS yang besar, masing-masing sebesar 49 persen dan 46 persen, meskipun Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari untuk sebagian besar negara kecuali China.

Trump mengenakan tarif sebesar 24 persen untuk impor dari Jepang, termasuk pungutan dasar sebesar 10 persen yang tetap berlaku selama negosiasi berlanjut.

Mencatat bahwa prospeknya "bergantung pada ketidakpastian yang meningkat," para kepala keuangan tersebut menyerukan "peningkatan persatuan dan kerja sama regional."

"Kami menegaskan kembali pentingnya kolaborasi untuk mencapai stabilitas ekonomi," kata Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato pada konferensi pers setelah pertemuan ASEAN Plus Tiga.

Selama pertemuan tersebut, para kepala keuangan juga sepakat untuk memperbarui Prakarsa Multilateralisasi Chiang Mai (CMIM), yang diluncurkan setelah krisis keuangan Asia pada 1997 untuk menyediakan likuiditas pada saat darurat, memperluas cakupannya untuk mencakup pandemi dan bencana alam.

Anggota ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Singapura dan Vietnam.

Sumber: Kyodo

Baca juga: Soal tarif, Jepang belum sepakat dengan AS

Baca juga: Singapura peringatkan "resesi besar-besaran" tak dapat dikesampingkan

Baca juga: Rupiah melemah terkait potensi kesepakatan tarif AS dengan negara lain

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |