Kemlu: Fasilitas hutan tropis BRICS perkuat FOLU Net Sink 2030

2 months ago 18

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan bahwa Indonesia mengapresiasi pendekatan inovatif Fasilitas Hutan Tropis (Tropical Forest Forever Facility/TFFF) yang menyelaraskan insentif ekonomi dengan tujuan lingkungan, yang juga memperkuat FOLU Net Sink 2030.

Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat melalui pernyataan tertulis saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Kamis.

“TFFF diharapkan dapat membantu mengatasi kesenjangan pendanaan, mendukung pelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi inklusif, dan pembangunan berkelanjutan melalui mekanisme blended finance (pendanaan campuran)”, kata pria yang biasa disapa Roy itu.

Menurutnya, TFFF merupakan salah satu solusi inovatif dalam mendanai konservasi hutan tropis, terutama untuk memperkuat sistem pendanaan yang sudah ada, menambahkan bahwa konservasi hutan tropis sangat penting bagi Indonesia sebagai pemilik hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia.

Roy mengatakan pelindungan hutan tropis merupakan tanggung jawab moral semua negara, namun, pendanaan yang belum memadai dan inkonsistensi masih menjadi tantangan utama dalam konservasi dan pemberdayaan masyarakat adat dan lokal.

Dia melanjutkan bahwa saat ini pembahasan mengenai modalitas TFFF masih berjalan dan Indonesia masih aktif mengikuti diskusi mengenai modalitas tersebut.

“Apabila sudah selesai, maka harapannya Indonesia dapat memanfaatkan pembiayaan campuran melalui modalitas tersebut,” kata Roy.

Deklarasi Kerangka Kerja Pemimpin BRICS tentang Pendanaan Iklim yang diluncurkan pada 7 Juli 2025, mencatat bahwa TFFF berpotensi menjadi instrumen pendanaan campuran yang menjanjikan dan mampu menghasilkan aliran keuangan yang terprediksi dan berjangka panjang untuk konservasi hutan yang masih ada.

TFFF itu sendiri adalah mekanisme pendanaan campuran yang diusulkan untuk memberi insentif kepada negara-negara tropis guna mencegah deforestasi dan degradasi hutan.

TFFF memiliki visi dana jangka panjang berskala besar, berpotensi senilai 125 miliar dolar AS, yang menggunakan keuntungan dari investasi pasar modal untuk menyediakan pembayaran berbasis hasil kepada negara-negara yang melestarikan hutan tropis mereka.

TFFF tersebut akan diluncurkan pada Konferensi Iklim PBB COP30 yang akan diselenggarakan di Belem, Brasil, pada November 2025.

Program FOLU Net Sink 2030, yang didanai oleh Norwegia dan pemerintah pusat, adalah target ambisius Indonesia untuk mencapai kondisi di mana sektor kehutanan dan lahan (Forestry and Other Land Use/FOLU) menyerap lebih banyak emisi gas rumah kaca daripada yang dilepaskannya pada 2030.

TFFF disebutkan memperkuat FOLU Net Sink karena langkah-langkah untuk mencapai target FOLU Net Sink 2030 adalah mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, meningkatkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.

Langkah lainnya adalah mengembangkan praktik pertanian dan kehutanan yang rendah karbon serta meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Kalsel jelaskan manfaat FOLU Net Sink jangka panjang kepada warga desa

Baca juga: Tim FOLU Net Sink Norwegia evaluasi RHL yang dikelola KTH di Kalsel

Baca juga: Menhut dukung penyusunan dokumen iklim Second NDC yang realistis

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |