Kementerian Ekonomi Kreatif dukung penguatan bisnis radio

1 month ago 16

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung upaya penguatan bisnis radio, yang dinilai berperan penting dalam pendistribusian konten kreatif dan pengembangan usaha ekonomi kreatif di daerah.

Dengan jumlah pendengar yang mencapai 16 juta orang di 10 kota besar, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menilai radio bisa menjadi sarana pendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif.

"Radio tidak lagi dipandang sebagai medium tradisional, tetapi bagian penting dari ekonomi kreatif yang harus mampu mengembangkan model bisnis baru di era digital," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Sabtu.

"Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan, berdaya saing, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif dari daerah," ia menambahkan.

Belanja iklan di radio nilainya sekitar Rp750 miliar per tahun menurut data Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI). Dengan nilai belanja iklan yang dinilai tergolong tinggi, bisnis radio diyakini masih dapat berkembang.

Baca juga: DPR dorong lembaga penyiaran promosikan potensi daerah

Guna menegaskan posisi radio di tengah perubahan lanskap media massa, PRSSNI dan Forum Diskusi Radio (FDR) mengadakan Radio Summit XVII di Jakarta Pusat pada 15 November 2025.

Pertemuan bertajuk "Radio Is Not Just A Vibe, It’s A Business" itu menghadirkan perwakilan pelaku industri radio dari berbagai daerah, pengiklan, akademisi, dan regulator.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu berharap Radio Summit 2025 bisa mendorong kebangkitan bisnis radio nasional.

"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi agar industri radio tetap relevan, tangguh, dan mampu beradaptasi di era digital," katanya.

Radio berperan penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Selain menjadi medium informasi, radio berfungsi sebagai sarana komunikasi darurat saat krisis, ruang edukasi publik, sarana pelestarian budaya, hingga media promosi kesenian dan kebudayaan lokal.

Namun, kehadiran platform-platform digital dan media sosial mendatangkan tantangan besar dalam pengembangan bisnis radio, termasuk di antaranya pengalihan belanja iklan ke platform-platform digital.

Ketua PRSSNI M Rafik menyampaikan bahwa para pelaku usaha radio harus bertindak cepat untuk mengatasi tantangan-tantangan yang hadir bersamaan dengan transformasi digital.

"Kolaborasi adalah kunci. Bersama saja belum tentu mudah, apalagi jika berjalan sendiri. Tapi dengan sinergi antar stasiun radio, asosiasi, dan pelaku kreatif, kita bisa menjadikan radio sebagai kekuatan ekonomi baru," katanya.

Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen mendukung penguatan usaha penyiaran nasional dengan menghadirkan regulasi pendukung dan memfasilitasi kemitraan strategis.

Baca juga: Menteri Ekraf dukung kolaborasi industri radio di era digital

Baca juga: Pakar sebut lembaga penyiaran dan platform digital dua "spesies" berbeda

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |