Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian berencana untuk mengoptimalkan lahan bekas tsunami di Kabupaten Aceh Besar menjadi lahan pertanian guna ditanami padi.
"Lahan bekas tsunami di Lhoknga dan Leupung Aceh Besar. Lahannya akan direhab untuk bisa ditanam padi lagi," kata Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Aceh, Firdaus, di Banda Aceh, Rabu.
Rencana tersebut terkemuka setelah adanya permintaan dari Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Cut Huzaimah dalam Rakor Percepatan LTT, Oplah via zoom, ia meminta Menteri Pertanian dapat merehabilitasi lahan bekas tsunami di Aceh.
Menindaklanjuti permohonan tersebut, tim dari Direktur Pembiayaan bersama BPSIP Aceh, Distanbun Aceh, dan Dinas Pertanian Aceh Besar selanjutnya melakukan survei awal terhadap lahan yang bakal direhab itu.
Firdaus menjelaskan, berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap lokasi sawah terdampak tsunami di Lhoknga yang hendak dijadikan lahan pertanian kembali tersebut, yakni terbagi pada tiga jenis lahan dengan luas berbeda-beda.
Pertama, di Kecamatan Lhoknga terdapat lahan baku sawah (LBS) seluas 422,1 hektare, LBS menyemak 143,4 hektare, dan non-LBS seluas 34,3 hektare. Sedangkan di Kecamatan Leupung hanya ada non-LBS seluas 77,4 hektare.
Dirinya menegaskan, lokasi yang telah disurvei tersebut tidak berada dalam kawasan hutan, meski demikian masih perlu dilakukan pemetaan detail batas pengajuan calon lokasi kegiatan.
Ke depan, tim harus melakukan pemetaan identifikasi tipologi lahan, sehingga dapat ditentukan apakah lokasi calon kegiatan masuk dalam tipologi lahan rawa atau nonrawa.
"Lalu, untuk lahan yang masuk dalam LBS dapat diusulkan kegiatan optimasi lahan dan pada lahan yang berada di luar LBS dapat diusulkan kegiatan cetak sawah," ujarnya.
Firdaus menambahkan, lahan bekas tsunami tersebut merupakan milik petani, dan nantinya setelah pemerintah mengoptimalkan lahannya, maka petani sendiri yang menanam padinya.
"Lahan itu sendiri milik petani, pemerintah yang optimalkan rawa bekas tsunami tersebut dan petani yang menanam. Tetapi, untuk prosesnya, ini tergantung anggaran yang tersedia tahun ini," katanya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menegaskan bahwa rencana optimalisasi lahan bekas tsunami tersebut juga dalam rangka mendukung program Astacita yakni ketahanan pangan.
"Ini untuk mendukung dan meningkatkan program Astacita Presiden Prabowo-Gibran. Pemanfaatan lahan bekas tsunami ini agar produksi pangan di Aceh Besar terus meningkat," demikian Firdaus.
Baca juga: Masyarakat Aceh berkemah di lahan bekas tsunami
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025