Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memastikan pemulihan menyeluruh bagi S dan M, dua anak kembar korban kekerasan.
"Saat ini, S berada di Jawa Timur dan mendapat pendampingan langsung dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Provinsi Jawa Timur," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi di Jakarta, Selasa.
Arifah Fauzi menegaskan pemerintah berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi anak-anak korban kekerasan, mulai dari perawatan medis, pemulihan psikologis, hingga perlindungan hukum.
Baca juga: KPAI Tasikmalaya kampanyekan anak-anak berani bicara lawan kekerasan
"Tidak ada anak yang dibiarkan menghadapi situasi ini sendirian," tutur Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi.
Kasus ini melibatkan dua anak kembar, M dan S.
Kondisi S sehat secara fisik, namun mengalami trauma psikologis akibat menyaksikan kekerasan yang dialami saudarinya.
Pada Juni 2025, korban M ditemukan warga di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Baca juga: DKI catat 1.500 perempuan dan anak jadi korban kekerasan pada 2025
Saat ini, M masih menjalani pemulihan di Jakarta.
Berdasarkan laporan Tim Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA 129) KemenPPPA, kondisinya menunjukkan perkembangan positif meski tetap membutuhkan pemantauan intensif.
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA dan PPO) Bareskrim Polri menetapkan dua orang sebagai tersangka kasus dugaan penyiksaan anak yang ditemukan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Juni 2025.
Direktur PPA-PPO Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Nurul Azizah mengatakan dua tersangka kasus penyiksaan anak tersebut berinisial EF alias YA (40) dan SNK (42).
Baca juga: KemenPPPA pastikan pemulihan 91 anak yang diamankan dalam demo di DPR
Baca juga: Kasus anak Sukabumi, KPPPA tekankan pentingnya kepedulian masyarakat
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
