Jakarta (ANTARA) - Kementerian Hukum RI dan Gramedia sepakat memerangi maraknya pembajakan buku di Indonesia dalam upaya memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual.
"Untuk memerangi pembajakan buku tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja, tetapi harus melibatkan lintas sektor," kata Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum RI Razilu di Jakarta, Selasa.
Terkait dengan upaya memerangi pembajakan buku, Kemenkum juga melibatkan Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Ekonomi Kreatif, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan sejumlah lokapasar (marketplace).
Tak hanya itu, Kemenkum dan Gramedia juga berkolaborasi untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya membeli buku-buku karya asli melalui kampanye bertajuk #LiterasiKaryaAsli.
“Kolaborasi ini menjadi bukti sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri dalam melindungi karya orisinal anak bangsa. Ini adalah contoh nyata bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bersama-sama menjaga martabat karya intelektual," ucap Razilu.
Baca juga: Asosiasi penerbit dunia kumpul di Jakarta bahas pembajakan buku
Dia berharap langkah konkret melalui kampanye dapat menumbuhkan kesadaran kolektif untuk lebih menghormati hasil karya penulis Indonesia dan menjadi landasan yang kuat bagi perlindungan kekayaan intelektual ke depan.
Dalam program tersebut, sejumlah lokapasar sepakat untuk memperketat proses seleksi dan pemantauan terhadap produk buku yang dijual di platform mereka, guna mencegah peredaran buku bajakan.
Dalam acara tersebut, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) juga ikut hadir dan menyuarakan dukungan penuh terhadap kampanye ini.
Ketua IKAPI, Arys Hilman Nugraha, menyampaikan bahwa pembajakan buku adalah ancaman nyata bagi keberlangsungan industri perbukuan nasional.
“Pembajakan bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap proses kreatif dan kerja keras para penulis dan penerbit. Melalui kampanye ini, kami berharap masyarakat semakin sadar bahwa membeli buku bajakan berarti ikut melemahkan dunia literasi Indonesia,” ujar Arys.
Baca juga: Ketua IKAPI: Seluruh karya cipta dilindungi Undang-Undang
Peluncuran kampanye ini juga diikuti dengan kegiatan bincang-bincang (talkshow) tentang anti pembajakan buku yang menghadirkan pembicara dari kalangan penulis yakni Maman Suherman dan Ratih Kumala, jurnalis Kompas, perwakilan lokapasar dan perwakilan Gramedia.
“Buku itu bukan sekadar kertas dan tinta, tapi napas dari penulisnya. Saat sebuah karya dibajak, yang dirampas bukan cuma hak, tapi juga harapan," kata Maman.
Sedangkan Ratih Kumala yang dikenal dengan karyanya "Gadis Kretek" menyebut pembajakan bukan hanya merugikan penulis tetapi juga merusak ekosistem perbukuan mulai dari editor, desainer, hingga kurir.
"Ini aksi tidak etis yang melemahkan literasi dan mencederai kerja keras banyak orang," ucapnya.
Baca juga: Asosiasi penerbit dunia kumpul di Jakarta bahas pembajakan buku.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.