Kemenko PMK: Edukasi keluarga penting cegah kasus grup inses terulang

3 months ago 27
...yang paling berat itu bagaimana kita bisa melakukan intervensi kepada keluarga secara langsung, karena biasanya itu sudah masuk ke dalam ranah privat

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan pentingnya penguatan edukasi keluarga untuk mencegah kasus grup inses "Fantasi Sedarah" kembali terulang.

"Jadi kami sebenarnya menguatkan dari sisi persiapan pembangunan keluarganya, karena pada saat membangun keluarga itu kan harus kita kuatkan dulu orang-orangnya. Kita selama ini enggak punya sekolah untuk membangun keluarga atau menikah, kan? Jadi kita perkuat lewat bimbingan perkawinan dan bimbingan pranikah," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Woro Srihastuti Sulistyaningrum saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, grup di media sosial Facebook "Fantasi Sedarah" yang berisi konten-konten mengarah kepada inses atau fantasi seksual terhadap sesama anggota keluarga menjadi perbincangan oleh warganet. Enam orang pelaku di balik grup tersebut kini telah diamankan pihak kepolisian.

Woro mengemukakan, Kemenko PMK nantinya akan berkolaborasi lintas kementerian/lembaga untuk membuat program-program penguatan pengasuhan di dalam keluarga.

Baca juga: MUI dan KPAI siap beri pendampingan bagi korban grup fantasi sedarah

"Misalnya di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarg (Kemendukbangga)/BKKBN kan punya sekolah pranikah, itu yang kita coba kolaborasikan, menambah materi-materinya untuk pembekalan mereka supaya nanti mereka bisa menguatkan pengasuhannya di dalam keluarga," ujar dia.

Pemicu dari grup inses tersebut, menurutnya, berawal dari kesalahan dalam pengasuhan karena anggota keluarga lain terkesan membiarkan hal tersebut terjadi. Kurang kuatnya pemahaman tentang mengasuh anak juga menjadi penyebab utama dari perilaku menyimpang para pelaku.

"Kalau dulu itu kita bicara tentang bimbingan perkawinan, kan hanya dari sudut pandang agama, misalnya peran istri atau perempuan seperti apa, dan laki-laki sebagai suami seperti apa. Nah, saat ini yang kita tambahkan itu konten-konten atau materi yang kita kuatkan dari sisi bagaimana mengasuh anak yang baik, karena itu yang paling penting," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, penambahan konten edukasi keluarga yakni perlindungan terhadap perempuan dan anak di dalam keluarga untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga terus dioptimalkan.

Baca juga: Komisi III minta aparat tak hanya hukum tersangka kasus grup inses

"Tentang kasus fantasi sedarah ini kan memang perlu kembali lagi dari keluarganya, hanya saja menurut saya, yang paling berat itu bagaimana kita bisa melakukan intervensi kepada keluarga secara langsung, karena biasanya itu sudah masuk ke dalam ranah privat," ucapnya.

Nantinya, pemberdayaan tenaga di lini lapangan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), atau Bina Keluarga Lansia (BKL) di bawah Kemendukbangga/BKKBN juga terus dilibatkan untuk melakukan pembinaan keluarga.

"Jadi tenaga di lapangan itu yang sebenarnya lebih paham bagaimana pendekatan-pendekatan yang harus dilakukan langsung kepada keluarga-keluarga. Untuk itu, penguatan kepada pendamping ini yang menurut saya menjadi satu hal yang penting sekali untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia," kata Woro.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi respons cepat Polri ungkap kasus grup inses

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |